Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Aisyiyah Pelopori Kebangkitan Wanita Indonesia


PedomanBengkulu.com, Bengkulu -
Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 sampai saat ini, terus berkomitmen untuk memajukan peradaban bangsa Indonesia.

Muhammadiyah telah banyak memberikan ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam.

Tak terkecuali Aisyiyah. Aisyiyah telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan keberfungsian sosial, setingkat dengan kaum pria.

Hal ini ditegaskan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah pada acara Miladiyah Aisyiyah dan Syukuran Pengabdian Hj. Nurlela di Aisyiyah di SD Unggulan Aisyiyah Taman Harapan Kel. Talang Rimbo Baru Kec. Curup Tengah Kab. Rejang Lebong, Sabtu (5/2). 

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Rohidin menceritakan bahwa Ibu Hj. Nurlela Bustami merupakan sosok yang sangat penting dalam perjalanan Aisyiyah Kabupaten Rejang Lebong.

"Sebagai keluarga besar perserikatan, tentu akan terus memberikan support dan mengucapkan rasa terimakasih atas kontribusi beliau. Tidak dapat dipungkiri, peran serta sejarah perjuangan Aisyiyah di Kabupaten Rejang Lebong diwarnai kiprah beliau," ujar Rohidin.

Lebih lanjut, Gubernur Rohidin Mersyah menilai Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yang memiliki peranan besar terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. 

"Sinergi antara Pemerintah dan Muhammadiyah sangatlah kuat dan harus terus terjaga, utamanya dalam pembinaan keumatan dan kemasyarakatan. Begitupun peran Muhammadiyah di sektor pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsa dengan membangun sekolah-sekolah berbasis Islam. Oleh sebab itu, Pemerintah terus memberikan support di setiap kegiatan Muhammadiyah," tegas Rohidin.

Sementara Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Syaifullah mengungkapkan seperti Muhammadiyah, selama ini ‘Aisyiyah bergerak dengan kemandirian. Hal itulah yang membuat ‘Aisyiyah bisa berkembang dalam pendidikan hingga ke pelosok negeri bahkan merambah ke luar negeri.