PedomanBengkulu.com, Bengkulu – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu merilis pada triwulan empat 2021 terhadap triwulan empat 2020 ekonomi Bumi Rafflesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,57 persen (y-on-y) dan disebut sebagai angka yang fantastis di tengah ekonomi baru mulai bangkit.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, di tengah pandemi covid-19 yang masih melanda Indonesia yang membuat perekonomian banyak daerah terpuruk pertumbuhan ekonomi Bengkulu tersebut merupakan hal yang positif.
"Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi ini manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat miskin yang di Bengkulu jumlahnya masih cukup besar. Bagaimanapun pembangunan harus memperhatikan kualitas hidup masyarakat, kesejahteraannya, kenyamanannya, misalnya tidak lagi dihantui banjir," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (22/2/2022).
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Pemuda Nasional Indonesia (DPP KNPI) ini menjelaskan, ekonomi yang tumbuh pesat seharusnya mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera, turunnya angka kemiskinan serta membaiknya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
"Dan memang pertumbuhan ekonomi ini terkonfirmasi dengan turunnya angka kemiskinan di Bengkulu, meski masih tetap salah satu yang tertinggi di Sumatera. Ini PR (pekerjaan rumah) bersama. Tugas DPD dan DPR juga, bukan milik pemerintah provinsi sendiri," tukas Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini menuturkan, upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan menanggulangi kemiskinan saat ini memiliki tantangan yang cukup besar karena situasi dunia tengah berhadapan dengan krisis perubahan iklim.
"Bengkulu sendiri bolak-balik banjir dan longsor. Ini saja kerugiannya sudah lumayan. Belum lagi cuaca yang tidak menentu membuat petani merugi dan nelayan takut melaut. Tapi tidak boleh pesimis, tantangan ini justru harus menjadi semangat untuk bangkit," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.
Alumni SD Negeri 8 Kota Bengkulu ini menambahkan, usaha yang perlu dan penting digalakkan di daerah adalah menggenjot sumber daya manusia terutama yang menjadi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar usahanya berkembang dan bisa bersaing di pasar internasional.
"Fokusnya harus ke UMKM. Impian saya semua UMKM di Bengkulu bisa jadi pelaku usaha besar. Kalau petani dan pekebun yang punya lahan luas, pebisnis tambang, pegawai pemerintahan, insya Allah kebal dari pandemi dan sudah cukup mampu untuk mandiri," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Data BPS Provinsi Bengkulu menyebutkan, pada September 2021 terdapat 14,43 persen atau 29.179 warga miskin di Bengkulu yang membuat Bengkulu berada di posisi kedua wilayah termiskin di Sumatera setelah Provinsi Aceh.
Meski begitu, dibandingkan pada Maret 2021, persentase kemiskinan di Bengkulu turun sebesar 0,79 persen dari 15,22 persen. Lalu pada September 2020 turun sebesar 0,87 persen dari 15,30 persen. Rinciannya, 14,43 persen jumlah masyarakat miskin di Bengkulu, sekitar 14,73 persen berasal dari wilayah perkotaan dan 14,28 persen dari pedesaan.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal menyebut kemiskinan yang tinggi di Bengkulu karena covid-19 telah membuat banyak masyarakat mengalami pemutusan hubungan kerja dan produktivitas perdagangan terganggu.
Menurutnya, Bengkulu merupakan wilayah yang masih berbasis pertanian, sehingga perekonomiannya masih terbilang miskin. Ia menyarankan, Bengkulu harus beralih ke sektor yang lebih modern seperti sektor industri dan perdagangan untuk memacu percepatan perekonomian. [Muhammad Qolbi]