PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Bencana banjir dan longsor kembali menerpa di Provinsi Bengkulu. Data Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD) Provinsi Bengkulu, banjir dan langsor tersebut melanda sembilan daerah meliputi Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Mukomuko, Lebong dan Kota Bengkulu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menyebutkan, krisis lingkungan hidup, perubahan iklim, bencana alam dan non alam menimbulkan luka dan duka bagi warga Bengkulu pada khususnya dan bagi segenap warga negara Indonesia pada umumnya.
"Di Bengkulu sendiri ada begitu banyak warga yang merasa tak lagi aman tinggal di rumahnya ketika hujan deras turun, menghadapi situasi serba bingung dan tidak menentu. Ini masalah serius yang dihadapi seluruh bangsa Indonesia saat ini," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (8/2/2022).
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Pemuda Nasional Indonesia (DPP KNPI) ini menjelaskan, semua tokoh bangsa dan petinggi negara harus segera duduk bersama merencanakan sesuatu yang besar untuk mencari sebab akibat dalam sistem alam yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia.
"Harus ada kerjasama besar-besaran mulai dari mengevaluasi semua yang telah diperbuat selama ini dan menentukan apa-apa yang perlu dilakukan ke depan. Kerja ini jangan cuma dibebankan ke lembaga tertentu dalam pemerintahan, tapi sudah harus jadi kerja semua level pemerintahan, semua lembaga, semua kelompok hingga elemen terkecil," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Penasehat Karang Taruna Provinsi Bengkulu ini menekankan, tidak berkurangnya intensitas bencana di Indonesia menunjukkan bahwa sosialisasi tentang konsep pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan yang berjalan selama ini belum efektif.
"Saya sedih melihat keadaan orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya, rumahnya hancur, sawahnya tenggelam, hewan ternaknya mati, terpaksa tinggal di pengungsian atau mencari tempat baru yang lebih aman. Sampai kapan? Ayo selesaikan," ajak Hj Riri Damayanti John Latief.
Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini menambahkan, pihak-pihak terkait hendaknya segera menghentikan perselisihan dalam pembahasan RUU Penanggulangan Bencana sehingga dapat disahkan dan menjadi landasan bagi negara untuk melakukan yang terbaik bagi setiap warga yang tertimpa bencana.
"Melindungi setiap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia adalah amanat konstitusi yang harus dijunjung tinggi. Semua kerugian yang ditimbulkan dari sebuah bencana harus mampu ditanggung negara," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Data terhimpun, banjir bukan hanya merendam pemukiman penduduk namun juga membuat sejumlah jalan lintas terputus sehingga menimbulkan kemacetan. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa terhadap banjir yang terjadi.
Data BPBD Provinsi Bengkulu menyebutkan, sepanjang tiga hari sejak 4 hingga 7 Februari 2022, hingga pukul 15.00 WIB, banjir dan longsor di Provinsi Bengkulu menerpa 745 unit rumah, 3 unit kantor, 2 unit sekolah, 1 unit fasilitas kesehatan dengan kerugian mencapai Rp970.000.000. [Muhammad Qolbi]