Sumber foto : freepik.com |
Pedomanbengkulu.com, Seluma - Insiden pasien tidak dilayani saat membutuhkan penanganan medis, kembali terulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tais Kabupaten Seluma. Insiden ini pertama kali disampaikan melalui akun salah satu media sosial, yang menceritakan adanya anak dengan demam tinggi dibawa oleh ibunya ke Instalasi Gawat Darurat. Saat hendak meminta penanganan, ibu dari anak tersebut mendapat penolakan dengan alasan jam poli anak sudah ditutup, dan diminta untuk datang kembali esok hari.
"Jdi bknny d layani or d perikso anak masiah d kiliak mno panas tinggi d ajung ngelipat, alasanny ndo darurat (Jadi bukannya dilayani atau diperiksa, anak yang masih digendongan dan panas tinggi malah disuruh pulang dengan alasan tidak darurat)," jelas akun tersebut, selasa (15/2/2022) petang.
Ibu dari anak tersebut seketika langsung kecewa dan marah, karena anaknya tidak dilayani. Ia pun langsung pulang dan membawa kembali anaknya, yang diakui sudah satu minggu mengalami demam tinggi.
Unggahan akun tersebut kemudian langsung menuai banyak komentar dari warganet, dan juga disebarkan ke sejumlah grup whatsapp. Mendengar informasi tersebut, Sekretaris Daerah Kaupaten Seluma, Hadiyanto, langsung melakukan sidak. Ia sangat menyayangkan peristiwa tersebut terjadi.
"Pemerintah daerah sudah mengintruksikan kepada rumah sakit dan puskesmas, jangan sampai menolak pasien. Sebesar apapun penyakitnya dilayani dulu, namanya masyarakat awam tidak mengerti (proses/mekanisme), yang penting dilayani dulu," jelasnya.
Hadianto juga menegaskan akan memberikan sanksi kepada dokter serta perawat yang bertugas, hingga membuat pasien anak tidak dilayani.
"Kalau dokter PNS (yang terbukti tidak melayani pasien) akan diberikan surat teguran, kalau dia bidan atatu perawat PTT akan diberikan surat peringatan," tegasnya.
Sementara itu pihak rumah sakit membantah menolak untuk memberikan tindakan cepat ataupun pemeriksaan kepada pasien anak. Salah satu dokter RSUD Tais, dr. Wurry menyatakan saat hendak diperiksa pasien sudah terlanjur pulang karena kecewa.
"Karena sakitnya sudah lima hari, maka dari itu kami sarankan ke dokter spesialis, hari rabu ada (dokter). Sebelum mereka (pasien) pergi, sudah kami panggil kembali untuk dilakukan pemeriksaan, tetapi karena keluarga pasien sudah marah mereka pulang," jelasnya. [IT2006]