PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Cuaca ekstrem La Nina yang sempat membuat bencana alam hidrologi merata terjadi se-Provinsi Bengkulu beberapa waktu lalu masih perlu diantisipasi agar tidak sampai menimbulkan kerugian materil yang lebih besar.
Demikian disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief setelah mengamati perkembangan cuaca serta peringatan yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Pemerintah daerah mesti peka dengan informasi peringatan dari BMKG terkait prediksi cuaca ke depan. Pastikan seluruh warga mengetahui tentang potensi ancaman bencana hidrologi yang akan terjadi terutama mereka yang tinggal di daerah rawan banjir," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (1/3/2022).
Dewan Penasehat Karang Taruna Provinsi Bengkulu ini berharap pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota harus segera menyiapkan dapur-dapur umum maupun lokasi-lokasi pengungsian yang berkualitas bagi masyarakat sebelum terjadi bencana.
"Dibutuhkan komitmen kepala-kepala daerah, kepedulian perusahaan-perusahaan swasta dan partisipasi seluruh masyarakat. Banjir ini masih menjadi hantu di Bengkulu. Harus jadi isu bersama," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Pemuda Nasional Indonesia (DPP KNPI) ini menjelaskan, seluruh jajaran pemerintah daerah baik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten maupun pemerintah kota perlu untuk bersikap bijaksana dan bertanggungjawab terhadap perkembangan bencana hidrologi yang terjadi di Bengkulu.
"Harus kompak untuk menanggulangi bencana ini, mulai hulu ke hilir. Kesampingkan dulu urusan politik. Bikin langkah-langkah antisipasi untuk masyarakat yang berpotensi jadi korban, terutama kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, orang-orang tua yang sudah lanjut usia," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menambahkan, suara-suara agar manusia lebih peduli dan ramah terhadap alam juga harus terus digaungkan agar gaya hidup dan pola konsumsi yang tinggi tidak semakin mendorong lahirnya lebih banyak teknologi yang merusak lingkungan.
"Insya Allah saya selalu siap untuk ikut serta mengkampanyekan ini. Bumi ini harus selalu nyaman sebagai tempat tinggal seluruh makhluk. Allah memang menciptakan sumber daya alam untuk manusia, tapi tidak boleh dimanfaatkan dengan cara yang buruk, boros dan merusak," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Untuk diketahui, data BMKG menyebutkan dampak perubahan iklim jadikan tren suhu pada 2022 ini lebih tinggi dan berpotensi menimbulkan ancaman bukan hanya bencana hidrologi, namun juga bencana hidrometeorologi.
Sejumlah ahli bahkan menyebutkan pemanasan global atau global warming disebut memicu kenaikan volume permukaan air laut sebagai akibat es di kutub mencair yang dapat menenggelamkan sebagian besar permukaan bumi. [Muhammad Qolbi]