Ilustrasi |
Ramadan sebentar lagi usai. Kegairahan beragama di Bengkulu mulai menampakkan masa surut. Memasuki babak final, wajah-wajah teduh yang tadinya memenuhi barisan saf salat di masjid-masjid awal Ramadan mulai menghilang ditelan banalitas pasar dan keduniaan.
Inilah yang dikhawatirkan sejak awal. Ramadan hanya baik di pangkal, menurun di tengah, melemah di akhir. Padahal Ramadan adalah bulan yang terbaik untuk melatih diri menjadi insan bertakwa. Sayang sekali, hakikat ini masih banyak belum dipahami.
Sebelum Ramadan, Bengkulu banyak dirundung berbagai masalah dan amalan pada bulan suci ini sebenarnya telah menunjukkan kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala dengan menghilangkan masalah-masalah tersebut. Contoh kecil adalah banjir. Berapa hari di bulan Ramadan di Kota Bengkulu terjadi hujan besar namun tidak sampai mendatangkan banjir.
Allah telah firmankan dalam Al-Qur'an, solusi atas semua masalah yang sebenarnya adalah takwa. Kemiskinan, pengangguran, keterisolasian, bahkan masalah kepicikan politik yang kerap menjadi masalah di Bengkulu harusnya bisa selesai dengan ketakwaan orang-orangnya dalam Ramadan tahun ini.
Cara-cara yang ditempuh di luar ketakwaan nampaknya saja akan membawakan hasil, tapi terbukti nihil. Betapa banyak anggaran telah dikucurkan dengan aneka program yang dianggap jitu, tapi hasilnya begitu-begitu saja. Seremonialnya nampak wah, tapi hasilnya payah.
Surutnya amalan orang-orang di sisa bulan suci ini harusnya jadi keresahan bagi para pemangku kebijakan. Sebab, kelak merekalah yang akan dimintai pertanggungjawaban, terutama atas apa yang sudah diperbuat untuk menjadikan umat bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Maka dipenghujung Ramadan ini para pemangku kebijakan harus berpangku tangan untuk memanfaatkan sisa bulan suci ini untuk mendongkrak iman masyarakat agar bertambah baik, yakinnya semakin kuat, ketaatan kepada Allah meningkat, kecintaan kepada sunah membesar, salatnya kian berkualitas dan seterusnya.
Hanya dengan ketakwaan yang betul, Allah akan selesaikan masalah-masalah Bengkulu. Dari sudut pandang inilah bisa ditarik kesimpulan, Bengkulu bertakwa bukan pilihan, tapi keharusan.