PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu gelar kegiatan Pra Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dalam program pembangunan keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana), Selasa (5/3).
Dalam kesempatan ini, Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Bengkulu, Ir. Rusman Efendi MM mengatakan, beberapa program 2021 sudah tercapai dan ada beberapa yang belum berhasil.
"Dari sembilan indikator Program Bangga Kencana tahun 2021 menunjukkan tujuh kinerja berpredikat sangat baik," ungkap Rusman.
Tujuh kinerja sangat baik itu terdapat Total Fertility Rate (TFR) dengan capaian 2,30 dari target capaian 2,21 atau sebesar 97,39 persen, Age Spesific Fertility Rate (ASFR ) 15-19 tahun 2021 mencapai 28 dari target 36 kejadian atau sebesar 128,67 persen.
Lalu capaian target Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) sebesar 65 persen dari target 65,49 atau sebesar 99,58 persen, capaian indeks pembangunan keluarga ( Ibangga ) sebesar 55,46 dari target 52,47 atau sebesar 105,69 persen.
Dan capaian mediaan usai kawin pertama (MUKP) pada angka 20,3 dari target 21 atau sebesar 96,67 persen. Capaian keterjangkauan masyarakat terhadap program bangga kencana tahun 2021 mencapau 80,54 dari target 60, atau sebesar 134,23 persen dan capaian tingkat putus pakai tahun 2021 sebesar 25,1 dari target 24,51 atau sebesar 97,65 persen.
"Sementara capaian kinerja peserta aktif metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) 2021 mencapai 25 persen dari target 31,99 persen atau sebesar 78,15 persen dan satu kinerja yang berpredikat masih kurang yakni angka unmeet need atau pasangan usia subur yang tidak terlayani yang masih berada pada angka 12,5 dari target 7,01 atau masih mencapai 68,29 persen," paparnya.
Lebih lanjut, Rusman menegaskan, Pra Rakerda ini dilaksanakan guna menekan angka stunting.
"Perhatian pemerintah terhadap masalah percepatan stunting menjadi salah satu prioritas utama. Karena stunting merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia dan saat ini, Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah mendasar dalam peningkatan kualitas SDM untuk memanfaatkan bonus demografi," terangnya.
Dipaparkannya, pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud dalam masuknya stunting ke dalam RPJMN 2020-2024. Dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27,6 persen pada tahun 2019, menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Berkaitan dengan hal itu, lanjut dia, berdasarkan hasil pemantauan SSGI tahun 2019, angka prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu sebesar 26,9 persen, angka ini kemudian mengalami peningkatan penurunan menjadi 22,1 persen di tahun 2021. Sementara target angka prevalensi stunting provinsi tahun 2022 sebesar 18,84 persen dan 12,55 di tahun 2024.
Sebelumnya, panitia dalam laporannya mengatakan, Pra Rakerda dengan sorotan tema ”Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Optimalisasi Sumber Daya dan Konvergensi Lintas Sektor”, bertujuan memperkuat komitmen dan peran pemerintah pusat dan daerah. Serta mitra kerja dalam peningkatan akses, kualitas pelayanan, penggerakan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting. Dengan melibatkan 60 peserta dari 10kabupaten/kota se Provinsi Bengkulu. [Kucir.06]