PedomanBengkulu.com, Rejang Lebong - Mengantisifasi penularan Penaykit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Dinas Pertanian dan Perikanan (Disnakan) Rejang Lebong segera membentuk satuan tugas (Satgas). Pembentukan Satgas ini merupakan salah satu hasil yang disepakati dalam rakor pencegahan dan pengendarlian penyakit Mulut dan Kuku yang dilaksanakan Rabu (18/5/2022) di Aula Disnakan Rejang Lebong yang dihadiri oleh penyuluh, peternak, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi, serta TNI dan Polri.
Disampaikan Kepala Disnakan Rejang Lebong, Zulkarnain upaya pencegahan penularan PMK ini, pihaknya juga akan turun ke pelaku usaha perternakan untuk mensosialisaikan upaya pencegahan penularan PMK tersebut.
"Diwilayah Rejang Lebong sampai saat ini belum ada temuan maupun laporan adanya ternak yang terinveksi penyakit mulut dan kuku. Meski belum ada tapi kita wajib melakukan pecegahan karena dampaknya akan luas secara ekonomi," kata Zulkarnain.
Zulkarnain juga menyampaikan upaya pencegahan juga dilakukan dengan lebih selektif menerima hewan ternak yang masuk ke Rejang Lebong.
"Untuk hewan ternak yang masuk ke Rejang Lebong harus ada surat keterangan bebas PMK dari daerah asal," ujar Zulkarnain.
Hewan ternak sapi di Rejang Lebong tercatat sebanyak 5370 Ekor, Sapi Perah 40 ekor, Kerbau 742 ekor, Kambing 45160 ekor dan domba sebnayak 41 ekor
"Untuk hewan ternak yang rentan terkena penyakit Mulut dan kuku ini kita himbau kepada peternak agar lebih memperhatikan kebersihan kandang dengan melakukan pembersihan maupun dengan penyemprotan disinfektan. Kita yakin pencegahan bisa dilakukan karena sebagian besar ternak kita berada didalam kandang," pungkas Zulkarnain.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.
Masa inkubasi dari penyakit 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. Angka kesakitan ini bsia mencapai 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak. Tingkat penularan penyakit mulut dan kuku (pmk) cukup tinggi, tetapi tingkat kematian hanya 1-5%. Sehingga jika ditemukan ternak terlihat lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan, dan mulut melepuh.
Wabah PMK ini sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah. (Julkifli Sembiring)