PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu merespon upaya penguatan ekonomi kepada para eks narapidana teroris (Napiter) di Bengkulu. Hal itu bentuk apresiasi dari aspirasi para eks napiter yang sebelumnya berharap adanya dukungan kebijakan anggaran dari Pemprov Bengkulu.
Untuk diketahui, pada pertemuan yang digelar Januari 2022 lalu antara Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan para eks napiter, gubernur menyampaikan akan memberikan dukungan untuk penguatan ekonomi kepada para eks napiter. Dukungan itu salah satunya akan memfasilitasi pembentukan badan usaha atau koperasi bagi para eks napiter.
"Fasilitasi dukungan pembentukan badan hukum usaha atau koperasi telah kita lakukan, saat ini koperasi sudah terbentuk dan akan segera kita upayakan dukungan lainnya," kata Deddy Erlando, Kabid Koperasi Dinas Koperasi UKM Provinsi Bengkulu saat silaturahmi dengan para eks napiter yang difasilitasi oleh Kasatgaswil Bengkulu Densus 88 AT, Kombes Pol Dr. Imam Subandi di warung lontong Pak Wildan yang merupakan eks napiter, di Jl M Hasan No 66 RT 01 RW 01 Kel Pasar Baru Kec Teluk Segara Kota Bengkulu, Senin (30/5/2022) pagi.
Selanjutnya, kata Deddy, pihaknya akan melaporkan kepada Gubernur Bengkulu terkait perkembangan upaya penguatan ekonomi eks napiter. Deddy juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan berbagai pihak dalam mendukung upaya tersebut.
Dalam pertemuan itu, hadir Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bengkulu Marsal Abadi, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu Wibowo Susilo, Kadis Sosial Provinsi Bengkulu Iskander ZO, Kabid Koperasi Dinas Koperasi UKM Provinsi Bengkulu Deddy Erlando, perwakilan Badan Kesbangpol Provinsi Bengkulu dan sejumlah eks napiter di Bengkulu.
Pertemuan yang diinisiasi Kasatgaswil Bengkulu Densus 88 AT, Imam Subandi tersebut, membahas beberapa hal untuk mendukung penguatan ekonomi para eks napiter di Bengkulu yang membutuhkan dukungan.
"Ada 13 eks napiter atau mitra deradikalisasi yang menjadi target penguatan ekonomi. Kami dari Densus 88 menginisiasi sinergi dengan elemen atau stake holder terkait, baik pemerintah maupun unsur lainnya yang peduli. Harapannya, mereka para mitra deradikasisasi ini akan kuat secara ekonomi melalui dukungan pemerintah dan masyarakat," kata Imam Subandi.
Imam juga menyampaikan, dengan sinergi yang terjalin, diharapkan mampu menciptakan iklim kondusif menghilangkan stigma negatif para eks napiter.
"Dengan penguatan ekonomi, para eks napiter akan melakukan jihad, jihad keluarga, jihad membangun ekonomi keluarga, yang juga berdampak pada lingkungan sekitar nantinya," sampainya.
Dalam kesempatan itu, Imam juga meminta dukungan dari media massa dan stake holder lainnya dalam rangka mendukung penguatan ekonomi eks napiter.
"Kita akan sering-sering menggelar diskusi dan silaturahmi, semoga ini awal yang baik," kata dia. [rls]