PedomanBengkulu.com - Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami informasi dari komputer. Contoh literasi digital adalah, pembelajaran dan kemampuan untuk berpikir inovatif memakai teknologi.
Apakah pentingnya literasi digital?
Literasi digital juga menjadi penunjang bagi mahasiswa dalam mencari referensi pembelajaran pada situs online. Literasi digital juga membuat mahasiswa memiliki skill untuk berfikir kritis dalam menghadapi masalah, berkomunikasi dengan orang lain, team work, budaya membaca, dan belajar menciptakan karya mereka sendiri.
Manfaat dan Contoh dari Literasi Digital
Menambah keterampilan baru lebih mudah, efektif, dan hemat biaya. Contohnya mencari percobaan sains dengan melihat tutorial di internet. Dapat menghemat pemakaian kertas melalui gawai. Contohnya membaca buku elektronik untuk menghemat kertas dan lingkungan.
Budaya digital merupakan hasil dari pola pikir, kreasi dan cipta karya manusia berbasis teknologi internet yang ditentukan oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti sekarang ini dengan makin berkembangnya teknologi, maka budaya digital pun makin meningkat. Hal tersebut ditenggarai meningkatnya jumlah pengguna internet yang kini sudah mencapai 202,6 juta, antara lain 170 juta telah aktif di media sosial.
“Budaya merupakan pola hidup, seperti rutinitas yang diperlukan untuk memulai,” Kata Vera Rousmawati, Instruktur Edukasi4ID saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.
Lebih lanjut dia mengatakan budaya digital lahir dari evolusi dalam digitalisasi di mana pola kehidupan manusia sehari-hari sudah hampir seluruhnya bergantung pada teknologi yang dapat memudahkan aktivitas manusia. Dia mencontohkan aktivitas belanja yang pada masa pandemi tidak perlu lagi datang langsung ke toko maupun pasar.
Kini cukup dengan membuka aplikasi dan memesannya lewat e-commerce ibu di rumah tinggal menunggu barang belanjaan datang.
Selanjutnya ada tiga aspek penting untuk membangun budaya digital baik yaitu partisipasi bagaimana masyarakat memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Kemudian bagaimana masyarakat memperbaiki budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat, dan memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru.
“Penerapan budaya digital harus mengubah pola pikir agar dapat beradaptasi dan mempertahankan nilai budi pekerti bangsa di masa perkembangan digital ataubera disruosi 4.0. Misalnya penggunaan media sosial denhan bijak dan positif,” jelasnya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Depok, Jawa Barat I merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Di webinar kali ini hadir pula nara \sumber lainnya yaitu Sugiarti, Instruktur VCT Jawa Barat, Ade Irma, Wakabid Humas SMP Negeri 6 Depok, Anna Agustin, Managing Partner di Indonesia Global Lawfirm dan Amanda Gratiana, Founder HOPE.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Penulis: Puspa Muslimah Amalia (D1C019085), S1 Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu