PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Sebuah permasalahan serius terkait lingkungan hidup tengah dihadapi seluruh daerah di Indonesia bahkan di seluruh dunia, yakni sampah plastik. Hal ini mendorong gerakan nyata, salah satunya berupa pengurangan penggunaan kantong plastik saat Idul Kurban 2022.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, upaya untuk mengurangi sampah plastik dengan menggunakan wadah yang lebih ramah lingkungan dalam penyelenggaraan Idul Adha 1443 Hijriah patut diapresiasi.
"Gerakan mengurangi kantong plastik ini sudah muncul dimana-mana, saya sendiri sudah bagikan ribuan goodie bag untuk mengurangi sampah plastik. Ini bagus untuk kebaikan lingkungan hidup, bisa jadi inspirasi untuk gerakan-gerakan kebaikan yang lebih besar lagi," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (6/7/2022).
Dewan Penasehat Karang Taruna Provinsi Bengkulu ini mengimbau pemerintah daerah untuk lebih aktif mendorong kerjasama di tengah-tengah masyarakat untuk menanggulangi sampah, khususnya sampah plastik, bukan hanya pada momen Idul Kurban 2022, namun juga pada momen-momen lainnya.
"Saya siap untuk diajak bekerjasama dan dalam beberapa kesempatan bersama beberapa komunitas permasalahan sampah ini pernah saya respon juga. Kerjasama ini perlu diperluas. Masalah ini berat, tidak mudah, ini kewajiban semua pihak," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini juga mengimbau kepada seluruh perusahaan-perusahaan yang membungkus produknya dengan kemasan sachet untuk ikut serta dalam gerakan mencegah kian meresahkannya sampah plastik di tengah-tengah masyarakat.
"Upaya pengurangan sampah plastik ini akan berhasil kalau penanganan dilakukan dari hulu ke hilir. Yang di hulu kurangi mengemas produk dalam plastik, yang di hilir olah sampahnya dengan baik atau jadikan sesuatu yang berguna," tukas Hj Riri Damayanti John Latief.
Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia telah menyalakan lonceng peringatan mengenai bahaya sampah plastik di perairan laut sebagai salah satu ancaman lingkungan terbesar di dunia.
"Di Bengkulu sendiri ada banyak masyarakat pesisir yang terpukul mengalami penurunan tangkapan ikan karena kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Sampai-sampai ada banyak penyu yang ditemukan mati dalam keadaan perutnya penuh dengan sampah plastik. Stop, cukup," tutup Hj Riri Damayanti John Latief. [Muhammad Qolbi]