FESTIVAL Tabut segera berlangsung pada 29 Juli 2022 hingga 9 Agustus 2022 mendatang. Insya Allah dalam acara tahunan yang dapat membius warga Bengkulu dan sekitarnya ini nanti akan dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Sebagai upacara tradisional masyarakat untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam yang digelar tepat pada tahun baru Islam, festival ini menyimpan potensi besar dalam revolusi kehidupan beragama warga Bengkulu.
Hal itu terkonfirmasi dalam sejarah tabut itu sendiri yang menurut salah satu sumber disebutkan tabut digelar para leluhur Bengkulu untuk merespon situasi pada era penjajahan yang penuh kekacauan karena perilaku orang-orang di kampung kafir yang sering bermabuk-mabukan dan membuat hal-hal yang bertentangan dengan Islam.
Adanya potensi besar dalam revolusi kehidupan beragama warga Bengkulu pada tabut juga tampak dari nilai-nilai yang terkandung seperti saat proses mengambik tanah yang mengingatkan manusia akan kematian, bahwa kehidupan dunia ini hanya sebentar dan semua manusia akan menuju kehidupan akhirat yang kekal.
Dalam kehidupan yang sebentar itu manusia harus menginjak hawa nasfunya, harus meninggalkan kehidupan yang cinta dunia, tamak, rakus, loba, cabul, korup, sehingga manusia dapat kembali kepada Allah subhanahu wa ta'ala dalam keadaan bersih melalui amal syahadat, salat, puasa, zakat dan berhaji ke Tanah Suci.
Potensi besar dalam revolusi kehidupan beragama warga Bengkulu dalam tabut juga akan dapat dipetik ketika festival tersebut dapat dijadikan sebagai momen untuk membesarkan dan mengagungkan Allah yang telah memberikan anugerah besar kepada manusia berupa kehadiran suri teladan yakni Baginda Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.
Sehingga seusai tabut seharusnya seluruh warga Bengkulu tambah kuat imannya kepada Allah dengan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai sunah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, baik dalam hal perkara keduniaan seperti perdagangan, maupun dalam kehidupan akhirat seperti dakwahnya.
Tabut harus dimerdekakan dari unsur-unsur yang mengandung kesyirikan kepada Allah dalam bentuk penyimpangan akidah karena hal seperti itu berpotensi mengundang azab dan murka Allah serta membuat masyarakat semakin jauh dari amal agama, sesuatu yang berkontradiksi dengan makna dasar digelarnya tabut.
Api semangat tabut akan menyala dan insya Allah dapat membakar seluruh keburukan Bengkulu kalau tabut bukan hanya meriah dalam pelaksanaan festivalnya, namun juga dalam spiritnya, yakni bagaimana semakin banyak manusia yang taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan ikut cara hidup Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Tapi walau pelaksanaan festival meriah, namun setelah itu orang yang tidak salat tetap saja mengabaikan salat, orang tidak mau berdakwah seperti Rasulullah, singkatnya, tetap banyak orang yang tidak mau amal agama dengan sempurna, niscaya festival ini berpotensi gagal menjadikan tabut untuk kebaikan Bengkulu.