Senator Riri Damayanti John Latief |
PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Hanya beberapa waktu menjelang Hari Raya Iduladha kemarin, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) meluas dan mengancam banyak hewan ternak sehingga memicu keresahan bagi pemerintah dan peternak di sejumlah wilayah Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Bengkulu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, meski Bengkulu termasuk provinsi terdampak, namun ia mengapresiasi kesigapan pemerintah dalam melakukan langkah antisipasi dan penanganan secara terukur.
"Pemerintah daerah di Bengkulu dan instansi lainnya seperti Kepolisian telah berkontribusi secara positif untuk mengantisipasi dan mengatasi penyebaran PMK ini melalui berbagai program dan operasi seperti Operasi Aman Nusa II oleh Polda Bengkulu," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (23/8/2022).
Belajar dari pandemi covid-19, Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, pemerintah daerah juga dengan cukup sigap melakukan lockdown atau peraturan bahwa setiap hewan ternak sapi yang datang dari luar daerah harus disertai dengan sertifikat sehat guna mencegah penularan PMK.
"Termasuk dengan giat potong paksa bagi hewan yang memang sulit untuk sembuh. Vaksin pun langsung disebar bahkan ada dosis yang tidak terpakai akhirnya dikembalikan. Mudah-mudahan langkah-langkah sigap seperti ini dapat dipertahankan," tutur Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menambahkan pentingnya pemerintah daerah untuk memperbanyak program peningkatan produksi peternakan untuk mendukung ketahanan pangan nasional yang terganggu akibat pandemi covid-19 dan perang antar negara di Eropa.
"Perbanyak program inseminasi buatan dan pemberian bibit hewan ternak khususnya sapi. Informasi yang saya terima pengadaan bibit hewan ternak khususnya sapi yang telah dianggarkan tahun 2022 ini ditunda karena wabah PMK. Kalau kasusnya sudah melandai saya harap program ini tetap direalisasikan," papar Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD HIPMI Provinsi Bengkulu ini menuturkan, keberadaan sapi lokal milik para peternak juga membuat naiknya produksi sapi impor di Indonesia tidak terlalu berpengaruh terhadap harga daging di pasar tradisional yang ada di Bumi Rafflesia.
"Betapa gembira mendengar banyak sapi-sapi milik peternak Bengkulu yang sembuh dari wabah PMK. Laporan akhir bulan Juli 2022 kemarin yang saya dapatkan jumlahnya mencapai 2.862 ekor hewan ternak. Hebatnya lagi bukan cuma karena vaksin, tapi juga karena minuman herbal yang diberikan para peternak ke sapi miliknya masing-masing," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. [**]