Senator Riri Damayanti John Latief |
PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Sepekan yang lalu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu merilis informasi tentang tingginya angka inflasi di Bumi Rafflesia bahkan yang tertinggi di Kota Bengkulu sejak Januari tahun 2022 yang lalu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, perekonomian Bengkulu tak terlepas dari perekonomian secara nasional yang saat ini memang tengah lesu akibat berbagai faktor seperti terganggunya rantai pasok global dan perang Rusia-Ukraina
"Saya optimis pemerintah akan mampu mengatasi inflasi sehingga tidak akan sampai akhir ke tahun 2022. Sejauh ini pemerintah sudah berupaya dengan banyak cara untuk meredam inflasi ini dengan menjaga keamanan pasokan dan percepatan distribusi bahan pangan," kata Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD HIPMI Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, untuk meredam inflasi ini, pemerintah tidak perlu memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sangat dibutuhkan oleh berbagai lapisan masyarakat.
"Justru saya berharap pemerintah terus memberikan subsidi bukan hanya BBM tapi juga bantuan sosial khususnya untuk kalangan masyarakat bawah yang jadi pihak terpukul paling keras oleh kenaikan inflasi ini. Yang perlu dipangkas itu adalah kegiatan yang tidak perlu, subsidi untuk rakyat ini termasuk yang diperlukan," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini meminta agar pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, tidak lengah dengan berbagai risiko krisis ekonomi global yang dampaknya bisa merambat ke seluruh tanah air.
"Sebab masalah ini bukan hanya datang dari inflasi, tapi juga berasal dari krisis energi. Sekarang riaknya sudah mulai kelihatan dari tren peningkatan harga komoditas energi dunia. Jadi tetap nggak boleh lengah," papar Hj Riri Damayanti John Latief.
Data terhimpun, data BPS Provinsi Bengkulu tingginya angka inflasi Kota Bengkulu sebesar 0,91 persen berasal dari harga cabai dan tiket pesawat dengan rincian komoditas cabai penyumbang inflasi sebesar 0,20 persen. Sementara tiket pesawat menyebabkan inflasi 0,30 persen.
Dengan angka inflasi sebesar 0,91 persen itu, Kota Bengkulu berada di urutan ke 11 dari 24 kota di sumatera yang mengalami laju inflasi. Menurut BPS hal ini perlu diantasipasi dengan baik agar di akhir tahun jumlahnya menjadi dua digit. [Muhammad Qolbi]