PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Menjadikan Bengkulu sebagai provinsi dengan perekonomian terbaik dan berdiri sejajar dengan provinsi maju lainnya di Indonesia merupakan impian para pejabat tinggi yang mengemban amanah dari masyarakat.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, ada tiga program penting yang menurutnya dapat mengangkat Bengkulu dalam posisi terbaik di Sumatera, bahkan tak menutup kemungkinan terbaik di Indonesia.
"Yang pertama dengan membenahi seluruh sekolah di semua tingkatan agar bukan hanya melahirkan generasi yang berotak cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, tapi juga berakhlak mulia dengan agama," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Senin (12/9/2022).
Kedua, Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini melanjutkan, melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran di seluruh bidang, baik jalan, jembatan, pelabuhan hingga bandar udara.
"Insya Allah, kalau pertanian, perkebunan, pertambangan dan semua basis-basis ekonomi Bengkulu saling tersambung, keluar masuk dengan lancar, punya nilai tambah yang bagus yang diolah orang-orang cerdas, ekonomi Bengkulu akan tumbuh pesat," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menambahkan, ketiga, Bengkulu perlu membangun kawasan industri sebagaimana yang selama ini sudah diwacanakan seperti pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Pelabuhan Pulau Baai.
"Lahan dan infrastrukturnya sudah siap, syarat-syarat sudah hampir lengkap, saya dengar investor bahkan sudah ada yang tertarik untuk berinvestasi di situ. Mudah-mudahan ke depan KEK ini bisa segera terbangun. Saya yakin dengan keseriusan pemerintah provinsi dalam pembangunan KEK ini," tutur Hj Riri Damayanti John Latief.
Data terhimpun, bila dipandang dari sudut angka kemiskinan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Bengkulu masih di nomor dua paling tinggi di Sumatera. Angka kemiskinan di Bengkulu pada Maret 2022 mencapai 297.230 orang atau 14,62 persen dari total jumlah penduduk di provinsi itu atau bertambah 5.400 orang dibanding September 2021 yang mencapai 291.790 penduduk miskin.
Dari data tersebut, daerah perkotaan penyumbang terbesar angka kemiskinan pada September 2021 sebesar 14,73 persen naik menjadi 14,88 persen pada Maret 2022. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2021 sebesar 14,28 persen naik menjadi 14,49 persen pada Maret 2022. [**]