PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Baru-baru ini, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat adanya tambahan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dengan adanya kasus tambahan ini, semua pihak patut menjadikannya sebagai perhatian bersama mengingat penderita HIV ini sulit untuk kembali sehat.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, penyebaran HIV sulit ditekan selama pergaulan atau seks bebas di tengah-tengah masyarakat yang disuburkan melalui gambar atau video yang mengumbar aurat tidak dihentikan.
"Dalam diri setiap manusia ada nafsu yang secara tabiat tertarik pada lawan jenis. Kalau tidak dikendalikan, siapapun akan mudah sekali terjerumus dalam pergaulan bebas. Saat banyak yang terjerumus dalam pergaulan bebas, HIV sulit ditekan," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Kamis (22/9/2022).
Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini menjelaskan, saat membuka aplikasi Tik-tok, Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya orang akan mudah sekali melihat wanita maupun pria yang mengumbar auratnya demi mendapatkan pujian dan sensasi yang berlebih dari orang lain.
"Padahal di Kitab Suci, Allah subhanahu wata'ala sudah ingatkan, namanya zina, didekati saja jangan, apalagi sampai dilakukan. Allah yang ciptakan manusia, Allah tahu yang terbaik untuk manusia, manusia boleh bercinta, tapi harus dengan tertib dari Allah," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan giat pengawasan dan pemblokiran semua konten di sosial media yang mengandung perzinaan atau mendorong orang untuk berzina.
"Pandangan mata merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis, hampir semua perzinaan berawal dari mata yang melihat aurat terbuka, apalagi akhir-akhir ini tidak sedikit oknum yang menyalahgunakan foto ataupun videonya untuk kepentingan zina. Demi menyelamatkan generasi, pemerintah harus mengendalikan ini," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Penasehat DPD Generasi Anti Narkoba Nasional (GANN) Provinsi Bengkulu ini menambahkan, HIV bukan satu-satunya dampak buruk yang dihasilkan dari pergaulan bebas, namun juga ada sipilis dan gonorrhea serta penyakit kelamin lainnya yang sulit untuk diobati.
"Bukan cuma merugikan diri sendiri, tapi juga berpotensi menularkan ke orang lain. Belum lagi bagi orang yang sudah berkeluarga, merusak garis keturunan, menghancurkan keberadaan keluarga yang selama ini menjadi dasar untuk membangun masyarakat sehat dan bermartabat," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Data terhimpun, Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa sejak Januari 2021 hingga Mei 2022 warga yang terjangkit HIV/AIDS aktif mencapai 199 kasus dan tersebar di seluruh wilayah di Bumi Rafflesia. [Muhammad Qolbi]