Ilustrasi |
MENYIMAK persoalan yang timbul akibat asmara di Kota Bengkulu bikin geleng-geleng kepala. Baru-baru ini, seorang mahasiswa warga Betungan tewas di tangan dua pemuda yang juga berstatus mahasiswa hanya karena korban tersinggung pacarnya di-chatting oleh pelaku.
Sebelumnya juga heboh, warga Teluk Segara menjadi korban pemerasan dengan modus membayar utang dengan berhubungan badan. Saat pelaku membayar hutangnya dengan korban, pelaku mengatur siasat dengan temannya memvideokannya lalu menjadikan video tersebut untuk memeras korban.
Dua peristiwa itu bagaikan fenomena gunung es, menunjukkan betapa Bengkulu berada dalam elegi asmara yang menyeramkan. Asmara, sesuatu yang seharusnya menjadi anugerah Allah subhanahu wata'ala bagi manusia hidup di dunia, justru menjadi musibah yang membawa malapetaka.
Kusutnya masalah asmara di Bengkulu menunjukkan krisis moral yang akut. Munculnya pemerasan hingga pembunuhan yang dipicu oleh penyelewengan dalam asmara membuktikan kebenaran bahwa perzinaan mempercepat tersebarnya kejahatan bagaikan kegelapan malam yang menelan siang.
Elegi asmara ini sekarang bukan lagi sesuatu yang asing sebagaimana perzinaan itu sendiri tak lagi dianggap tabu. Berpacaran, berpelukan, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi, singkatnya, apa yang Allah katakan untuk tidak mendekati zina, telah dilanggar dimana-mana.
Pemerintah harus bereaksi dengan persoalan ini. Hal ini tidak bisa dianggap remeh dan dibiarkan berlalu. Sebab, sebagian besar pelaku maupun korban perzinaan ini adalah calon penerus bangsa. Ini bukan persoalan seseorang, ini persoalan sebuah masyarakat.
Pemerintah tidak bisa merespon hal ini hanya dengan pemenjaraan bagi yang bersalah. Hal ini harus direspon dengan serius, dengan upaya-upaya pencegahan yang sistematis dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat.
Hapus semua tayangan berbau cabul di televisi, blokir semua konten vulgar di media sosial, instruksikan seluruh laki-laki untuk memakmurkan masjid, perintahkan seluruh perempuan menutup aurat secara sempurna, arahkan semua anak-anak untuk belajar ilmu agama.
Insya Allah, bila apa-apa yang disebut di atas dapat dilaksanakan, elegi asmara itu akan berhasil disudahi. Orang sekarang sibuk bermaksiat dan menikmati perzinaan karena tidak diarahkan untuk taat dan dipaksa untuk mencicipi betapa lezatnya ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.