PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bengkulu Selatan di Provinsi Bengkulu menjadi sekolah pertama di Indonesia yang menyandang center of excellent Sekolah Siaga Kependudukan di Indonesia.
Sekolah Siaga Kependudukan adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa mata pelajaran dan atau muatan lokal khusus kependudukan. Penerapan pendidikan kependudukan juga dilakukan melalui berbagai kegiatan kesiswaan dan bimbingan konseling juga penyelenggaraan pojok kependudukan.
SMAN 1 Bengkulu Selatan telah menjadi Sekolah Siaga Kependudukan sejak 2018. Penerapan SSK dilakukan pada berbagai mata pelajaran yang terintegrasi dengan isu kependudukan. Seperti pada mata pelajaran Agama, Bahasa Indonesia, Biologi, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan Geografi serta Pendidikan Kewarganegaraan.
Dengan penerapan Sekolah Siaga Kependudukan maka SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan mendidik peserta didik memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan tentang peduli dan berperilaku yang mencerminkan keluarga berkualitas.
Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Edi Setiawan, S.SI, M.SE, M.Sc dalam menyampaikan sambutan pada launching SSK rujukan CoE di SMA/SMK Bengkulu Selatan, Selasa, (04/10/2022) mengatakan SMAN 1 Bengkulu Selatan masih harus melalui proses administrasi untuk disampaikan kepada BKKBN yang bekerjasama dan berkoordinasi bersama Dinas OPD KB Kabupaten Bengkulu Selatan dan Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu untuk seleksi administrasi.
“Saat ini belum ada Center of Excellent Sekolah Siaga Kependudukan tingkat nasional untuk sekolah tingkat SMA. Dengan adanya seleksi yang diikuti SMA N I akan menjadi CoE tingkat Nasional,” kata Edi.
Peluncuran Center Of Excellent Sekolah Siaga Kependudukan itu dihadiri Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN RI Dr. Edi Setiawan, S.Si, M.Sc, M.SE. Hadir juga Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Drs. Eri Yulian Hidayat, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi, MM serta pejabat daerah lainnya dilingkup Kabupaten Bengkulu Selatan.
Menurut Edi, isu-isu kependudukan bukan hanya persoalan keluarga berencana ataupun kuantitas melainkan sekarang isu yang sekarang sedang marak dibicarakan dan menjadi program prioritas adalah stunting.
Edi melanjutkan, Total fertility rate (TFR) Indonesia saat ini 2,2 yang artinya rata-rata dalam keluarga mempunyai 2 anak atau sebagian ada yang mempunyai 3 anak.
“Tapi dari segi kuantitas masih ada satu PR (pekerjaan rumah) lagi yang mengancam kuantitas penduduk Indonesia yakni trend Childfree (tidak ingin punya anak) yang sudah merasuki di beberapa negara maju seperti Korea dan Jepang. Ketika Keluarga muda Indonesia mengikuti trend Childfree, ini akan berpengaruh dalam generasi penerus selanjutnya. Bayangkan jika trend ini di ikuti oleh keluarga muda Indonesia, siapa lagi yang menjadi warga Negara Indonesia. Maka dari itu, SSK sebagai sekolah yang mengintegrasikan isu kependudukan kedalam mata pelajaran dan kegiatan yang ada disekolah-sekolah, diharapkan dengan mengintegrasikan kedalam mata pelajaran ada perubahan mindset, perubahan perilaku siswa terkait dengan isu kependudukan,” kata Edi.
Karena itu menurut Edi, menjadi lebih peduli terhadap isu kependudukan salah satunya adalah isu tentang stunting ataupun childfree. Jika isu kependudukan tersebut telah dipahami oleh anak-anak sejak dini maka ketika memasuki fase kehidupan keluarga itu sudah paham dan sadar tentang isu kependudukan Pelaksanaan Sekolah Siaga Kependudukan di SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan tertuang dalam aksi Pojok Kependudukan yang ada di setiap kelas, majalah dinding dengan Isu Kependudukan, serta penerapan materi kependudukan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kurikulum mata pelajaran.[Rls]