Ilustrasi |
BETAPA santun dan ramah Bengkulu terhadap investor. Gubernur Rohidin Mersyah bahkan meminta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk terus meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam melayani perizinan secara baik guna memberikan karpet merah kepada para investor.
Saking santun dan ramahnya, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu memberikan kabar baik, yakni realisasi investasi dari Januari hingga Oktober 2022 di Bengkulu telah mencapai Rp6,2 triliun atau 75 persen dari target.
Dari Rp6,2 triliun tersebut, hanya Rp2,49 miliar yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sisanya yang sebesar USD183,89 juta merupakan Penanaman Modal Asing (PMA). Kebanyakan investor menanamkan modalnya pada sektor perkebunan, infrastruktur, transportasi, industri kesehatan, dan pertambangan.
Tanpa bermaksud mematahkan semangat Pemerintah Provinsi Bengkulu, sebenarnya telah banyak ahli yang mensinyalir bahwa membangun ekonomi dengan mengandalkan investor adalah cara gampangan, yang sebenarnya, maaf, sekali lagi maaf, lulusan Sekolah Dasar pun bisa melakukannya.
Sebab, membangun dengan mengandalkan investor tidak perlu putar otak berpikir keras bagaimana caranya kekayaan alam Bengkulu yang melimpah ini, dengan modal seadanya, dapat dikelola dengan maksimal dan hasilnya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan masyarakatnya.
Investor memang punya banyak duit, punya teknologi canggih, punya sumber daya manusia yang unggul, tapi menurut sebagian ahli, kebanyakan mereka hanya mengenal keuntungan di kepalanya, sedikit sekali yang mengenal arti kemanusiaan dan yang punya kepedulian akan lingkungan.
Kita tentu saja patut bersyukur kalau investasi yang ada itu benar-benar bisa berimplikasi terhadap kesejahteraan rakyat, menekan kemiskinan secara drastis, menghapus pengangguran, dan mencegah rusaknya hutan sehingga ribuan orang, bahkan ratusan ribu orang selamat dari ancaman banjir besar saat hujan deras turun.
Apalagi kalau dari investasi tersebut, investor secara sungguh-sungguh mengalihkan pengetahuan dan teknologinya agar orang-orang Bengkulu ke depan dapat mengelola kekayaannya sendiri dengan baik demi kesejahteraan warganya yang beberapa waktu belakangan daya belinya terpuruk karena langkanya gas melon dan naiknya harga BBM.
Tulisan ini sama sekali bukan bermaksud memojokkan investor. Bukan itu. Tapi hanya sebagai sekedar pengingat bahwa investasi yang masuk harus membuat warga Bengkulu bahagia, baik di dunia yang sementara, maupun di akhirat yang selama-lamanya.
Dan bahagia di dunia yang sementara di akhirat yang selama-lamanya itu hanya bisa dicapai bila investasi yang ada mengorientasikan hasilnya untuk mendekatkan manusia Bengkulu kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan hidup sesuai dengan cara yang diwariskan oleh Rasulullah Muhammad shalallahu 'alahi wa sallam.
Sebab, saat semua manusia dekat kepada Allah, ikut cara Rasulullah, maka semua masalah di Bengkulu insya Allah akan beres. Banjir, longsor, kemiskinan, pengangguran, kejahatan dan berbagai perilaku kemaksiatan akan lenyap dari Bumi Rafflesia. Wallahu a'lam bishawab