PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Audit kasus stunting merupakan salah satu strategi untuk mengatasi permasalahan stunting. Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Bengkulu, Ir. Rusman Effendi dalam acara Evaluasi Dan Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting Provinsi Bengkulu tahun 2022, Kamis (9/12) bertempat di Ballroom Grage Hotel Bengkulu menyampaikan tingkat keberhasilan penanganan stunting di Bengkulu menggunakan alat survey status gizi Indonesia. Hasilnya akan keluar pada tahun 2023.
"Penurunan stunting di Bengkulu masih dinilai belum sesuai harapan. Maka dari itu perlu percepatan penurunan stunting. Posisinya 22,1 persen, akan ditekan 12,5 persen pada tahun 2024," sampai Rusman Effendi.
Dalam acara yang diikuti oleh wakil walikota dan para wakil bupati dari seluruh kabupaten yang ada di Bengkulu ini, Rusman menyebutkan Audit kasus stunting yang dilakukan diantaranya perbaikan tata laksana, analisis faktor resiko dan memberikan rekomendasi.
"Audit kasus stunting kita baru satu kali. Seharusnya dua kali untuk tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat kabupaten sudah ada 6 kabupaten yang sudah 2 kali melakukan audit kasus stunting," imbuhnya.
Sementara Wakil Gubernur Bengkulu Dr. H. Rosjonsyah sekaligus Ketua TPPS Provinsi Bengkulu menyatakan permasalahan stunting sangat penting sebagai penentu SDM.
"Kita punya program bapak asuh stunting. Nah, itu dievaluasi juga. Apa peran keterlibatannya," ujarnya.
Sisi lain, menurut nya perlu juga mencontoh program Rumpes (Rumah Pangan Entas Stunting) di Kabupaten Bengkulu Tengah. Rumah pangan ini memberikan bahan pangan kepada sasaran yang terindikasi stunting.
"Rumpes ini mirip Bulog minilah kira-kira," jelas Rosjonsyah.
Hal ini tentu menjadi cacatan pada kegiatan ini yang mana semua wakil kepala daerah di Provinsi Bengkulu yang menjadi TPPS. Serta perlu melibatkan semua pihak, termasuk akademisi, organisasi profesi, media, swasta
"Kegiatan ini sangatlah baik, karena dapat memberikan pencerahan dan solusi dalam mencegah dan menanggulangi stunting," tutupnya.[Kucir.06]