PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Manusia dan hampir seluruh makhluk hidup sangat bergantung dengan air dalam bertahan hidup. Perkembangan ekonomi yang pesat ternyata berdampak terhadap perubahan iklim, menimbulkan ancaman ekstrem terhadap akses air bersih dan layak bagi manusia.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, harus ada gerakan antisipasi atas bahaya krisis air ke depan yang dapat timbul kapan saja mengganggu keseimbangan kehidupan serta ancaman keberlanjutan bagi umat manusia.
"Pola hidup hemat air mesti terus disosialisasikan, minimal di lingkungan terdekat di keluarga. Kenapa harus pakai dua ember kalau satu ember cukup. Boros air bisa berimbas mengganggu stok persediaan sampai bisa menimbulkan kekeringan akhirnya mempengaruhi kehidupan seluruh makhluk hidup," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Senin (9/1/2023).
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menilai, pada beberapa pertemuan dengan masyarakat, ia ada mendengar keluhan masyarakat akan ancaman krisis air dan mengganggu stabilitas kebijakan sumber daya air yang berkelanjutan.
"Yang pakai PDAM masalah-masalah yang dilaporkan terkait kebocoran pipa misalnya. Pernah terjadi di Kota Bengkulu dan sejumlah kabupaten lainnya. Ada juga terjadi akibat kerusakan bendung sehingga di Seluma 4.000 petani di Kecamatan Semidang Alas Maras Seluma untuk mengairi sawahnya," ujarnya Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Pembina Karang Taruna Provinsi Bengkulu ini menyarankan agar pemerintah daerah memanfaatkan ekohidrologi, sebuah paradigma baru dalam mencari solusi permasalahan seputar air, manusia, dan lingkungannya secara luas melalui kebijakan sumber daya air yang berkelanjutan.
"Seluruh warga Bengkulu layak untuk mengkonsumsi air bersih, bebas dari kerusakan dan pencemaran, entah yang ditimbulkan oleh eksploitasi manusia, limbah rumah tangga, atau keberadaan industri. Insya Allah ekohidrologi bisa jadi jitu atas persoalan krisis sumber daya air," papar Hj Riri Damayanti John Latief.
Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, adanya perusahaan yang dilaporkan masyarakat karena melakukan pencemaran lingkungan hidup terutama sungai mesti disikapi dengan serius.
"Allah subhanahu wa ta'ala memberikan manusia air untuk kehidupan. Sudah menjadi tugas bersama untuk memelihara air agar anak cucu di masa mendatang bisa turut menikmati. Semoga di Bengkulu kompleksnya kondisi air ini bisa teratasi dengan baik," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. [Muhammad Qolbi]