Senator Riri Damayanti John Latief |
PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Segenap elit Bengkulu mengungkapkan rasa syukur atas diperingatinya Hari Lahir (Harlah) 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) pada 16 Rajab 1444 Hijriah atau bertepatan dengan 7 Februari 2023 mendatang. Dalam penanggalan Hijriah, NU akan menggenapkan usianya 100 tahun.
Salah satu ungkapan datang dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia asal Provinsi Bengkulu, Hj Riri Damayanti John Latief. Perempuan berdarah Rejang ini, NU telah banyak berkontribusi bukan hanya untuk Indonesia pada umumnya, tapi juga untuk Bengkulu.
"Dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial maupun ekonomi, NU telah banyak memberikan sumbangsih di Bengkulu, bukan hanya di pedesaan, namun juga di perkotaan. Semoga di usia 100 tahun ini kiprah NU akan semakin nyata untuk Bengkulu," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (31/1/2023).
Putri Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief ini menjelaskan, sebagai organisasi umat Islam terbesar di Indonesia, ia optimis NU akan terus tumbuh sebagai sebuah gerakan yang mensejahterakan masyarakat baik secara lahir, maupun secara batin.
"Semakin lama, kontribusi NU semakin nyata. Saat berkolaborasi menggelar kegiatan, semangat kader-kader muda NU sendiri saya rasakan tidak pudar. Mudah-mudahan para Nahdliyin dapat terus meningkatkan kontribusi kepada masyarakat," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menekankan, arus perkembangan zaman di era globalisasi membuat tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh organisasi masyarakat semakin membesar.
"Dengan keikhlasan, dengan semangat semata-mata untuk mendapatkan rida Allah subhanahu wa ta'ala, saya optimis NU mampu beradaptasi dengan perubahan. Di mana ada NU, insya Allah disatu akan datang kebaikan demi kebaikan," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.
Perempuan yang digelari Putri Dayang Negeri oleh Masyarakat Adat Kecamatan Tapus Kabupaten Lebong ini menambahkan, salah satu warisan terbesar dari kelahiran NU adalah semangat kalangan pesantren melawan kolonialisme.
"Sekarang musuhnya bukan lagi penjajah, tapi kemiskinan, kemaksiatan, kebodohan dalam hal agama, kemalasan dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dan lain sebagainya. Semangat untuk melawan musuh-musuh kekinian ini mesti terus dipelihara," tutup Hj Riri Damayanti John Latief. [Muhammad Qolbi]