Senator Riri Damayanti John Latief |
PedomanBengkulu.com, Jakarta - Menjelang bulan Ramadan 1444 Hijriah, sejumlah daerah meresahkan kelangkaan MinyaKita dan harganya yang dijual dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kasus terbaru mengenai kelangkaan ini juga dijumpai di Kabupaten Kepahiang.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah berupaya melakukan sejumlah langkah strategis untuk memperbaiki kuota produksi MinyaKita dan distribusinya ke seluruh provinsi.
"Harapan saya ke Kemendag penambahan kuota ini bisa dipercepat distribusinya ke daerah-daerah mengingat sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan suci Ramadan, terutama ke Provinsi Bengkulu dan diprioritaskan ke daerah yang mengalami kelangkaan," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Kamis (16/2/2023).
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini bersyukur dari pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait di pasar dan tempat-tempat penjualan lainnya belum ada laporan terjadinya penimbunan MinyaKita di Provinsi Bengkulu.
"Jangan sampai ada penimbunan. Kalau sampai ada, harus ditindak tegas. Termasuk yang menjual harga di atas HET atau mencoba cari untung dengan sistem penjualan yang memberatkan para pembeli. Berdaganglah dengan jujur agar kelak dibangkitkan di surga bersama para Nabi," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menekankan, kelangkaan MinyaKita mesti diantisipasi dengan sigap agar tidak memicu keresahan sosial sebagaimana yang pernah terjadi pada tahun lalu.
"Misal mau diterapkan pembelian bersyarat, berikan syarat yang mudah, jangan sampai menyulitkan masyarakat kecil. Silahkan pemerintah menerapkan modelnya seperti apa tapi harus segera karena minyak goreng ini kalau sudah mahal dan langka bisa memicu naiknya harga-harga yang lain," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.
Untuk diketahui, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag mencatat harga rata-rata nasional Minyakita per 1 Februari Rp 14.900 per liter atau naik 5,67 persen dari bulan lalu dan 6,43 persen dibandingkan pada awal Desember 2022.
Harga MinyaKita Provinsi Bengkulu tercatat tertinggi kedua di Indonesia sebesar Rp16.667 per liter. Tertinggi berada di Gorontalo yang mencapai Rp20.000 per liter. Posisi ketiga ditempati Sulawesi Selatan dengan harga Rp15.667 per liter. [Muhammad Qolbi]