BMKG menyebut Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara – Timur dengan kecepatan angin berkisar 5 - 30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Sunda, Perairan selatan Banten - Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Banten - Jawa Barat, Laut Arafuru, Perairan Kep. Babar - Tanimbar.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tulis BMKG pada laman resminya.
Terkait hal itu, BMKG menyampaikan bahwa kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter di perairan Barat Aceh Hingga Kep. Simeulue - P. Nias, Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh Hingga Kep. Simeulue - P. Nias, Selat Karimata, Perairan Bangka Belitung Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Barat Hingga Jawa Timur.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di perairan Perairan Selatan Sulawesi Selatan, Perairan Kep. Sabalana Hingga Kep. Selayar, Laut Bali Selat Lombok Bagian Utara, Perairan Utara Lombok Hingga Sumbawa, Perairan Selatan Flores, Selat Makassar Bagian Utara, Perairan Selatan Baubau Hingga Wakatobi, Laut Sulawesi Bagian Barat Dan Tengah, Perairan Kep. Sitaro Hingga Bitung, Laut Maluku, Perairan Halmahera, Perairan Fakfak - Kaimana, Laut Halmahera Perairan P. Seram, Perairan Kep. Kai Hingga Kep. Aru, Perairan Utara Papua Barat Hingga Papua, Perairan Yos Sudarso Samudra Pasifik Utara Papua Barat Hingga Papua.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4.0 meter berpeluang terjadi di perairan Utara Sabang, Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai Hingga Bengkulu, Samudra Hindia Selatan Bali - Lombok - NTT, Perairan Barat Lampung, Perairan Barat Kep. Mentawai, Perairan Selatan Jawa Barat - Jawa Timur, Perairan Selatan Bali Hingga Sumbawa, Selat Bali - Lombok - Alas Bagian Selatan, Perairan P. Sumba Hingga Kupang - P. Rotte, Laut Sawu, Selat Sumba - Selat Ombai Selat Sape Bagian Selatan, Laut Natuna, Perairan Timur Kep. Bintan - Lingga, Perairan Selatan Kep. Anambas, Laut Sumbawa - Laut Flores, Perairan Utara Flores, Laut Sulawesi Bagian Timur, Laut Banda Bagian Selatan, Laut Arafuru Bagian Timur
Perairan Kep. Sermata - Letti, Perairan Kep. Babar - Tanimbar, Perairan Kep. Sangihe Hingga Kep. Talaud dan Samudra Pasifik Utara Halmahera
"Lalu pada gelombang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Lampung, Perairan P. Enggano, Selat Sunda Bagian Barat, Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Banten, Samudria Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, Samudra Hindia, Selatan Kupang - P. Rote, Perairan Utara Kep. Natuna, Perairan Barat Kep. Natuna, Perairan Selatan Kep. Natuna, Perairan Utara Kep. Anambas, Perairan Kep. Subi -serasan dan Laut Arafuru Bagian Barat," paparnya.
Sedangkan gelombang ekstrem (6.0 - 9.0 m) berpeluang terjadi laut Natuna Utara.
Memperhatikan hal itu BMKG mengeluarkan saran keselamatan terhadap keselamatan pelayaran: Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m).
Selain itu, Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.[Red]