Ilustrasi |
Belum lama ini, sebuah video bullying pelajar SMK Negeri di Kepahiang viral dan menggemparkan Bengkulu. Terjadi di lingkungan sekolah, aksi perkelahian sesama pelajar perempuan yang disaksikan teman-temannya ini menuai kritikan banyak pihak.
Pemberitaan bullying pelajar ini bukan hanya terjadi di Kepahiang, namun hampir di banyak daerah di tanah air. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dalam periode 2016-2020 ada 480 aduan dari anak korban bullying di sekolah.
Sementara data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) 2018, 2 dari 3 anak usia 13-17 tahun pernah mengalami setidaknya satu jenis kekerasan. Fenomena ini menjadi bukti bahwa pendidikan dalam keluarga dan institusi pendidikan di Indonesia tengah bermasalah.
Telah banyak terungkap, bullying menimbulkan bahaya-bahaya besar bagi remaja mulai dari terkoyaknya jiwa, korban menjadi pemurung, stress, menutup diri, depresi, bahkan di beberapa tempat ada yang nekat bunuh diri dan mengakhir hidupnya.
Maka dari itu, negara harus tampil mencari akar masalah, menyelesaikan permasalahan ini dan mencegah agar fenomena yang sama tidak pernah terjadi sama sekali. Negara harus memberikan edukasi besar-besaran tentang bahaya bullying ini kepada para orang tua dan sekolahan.
Pemerintah mesti memblokir semua permainan maupun tayangan di internet maupaun televisi yang dapat menimbulkan sikap glorifikasi atau pengagungan terhadap kekerasan. Negara harus bisa mengembalikan nilai-nilai keagamaan dalam diri para pelajar.
Kerjasama yang dilakukan oleh Masjid Agung At-Taqwa dengan SMP Negeri 13 Kota Bengkulu menggelar bina iman dan takwa setiap pekan terhadap para pelajar perlu mendapatkan dukungan semua pihak dan digerakkan secara massif di seluruh masjid di Bengkulu.
Upaya bina iman dan takwa ini juga telah digelar di banyak sekolah di Provinsi Sumatera Utara dengan hasil yang sangat menggembirakan. Semangat membina mental remaja menjadi ahli masjid juga pernah diadakan di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu.
Para remaja harus mendapatkan kebahagiaan di rumah-rumah ibadah. Keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah perlu ditumbuhkan hingga mereka dapat menjadi pribadi yang baik, senang menebar cinta kasih dengan sesama, mereka harus diajarkan untuk senantiasa hidup berdamping secara toleran tanpa diskriminasi.
Inilah cara terbaik untuk menciptakan Bengkulu tanpa bullying. Wallahu a'lam bishawab