PedomanBengkulu.com, Jakarta - Berdasarkan situs web Data Indonesia, penduduk muslim di Indonesia diperkirakan terdapat sebanyak 237,56 juta pada 2022. Jumlah tersebut melampaui negara-negara lainnya, sehingga membawa nama Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Fenomena ini memiliki implikasi terhadap kebijakan pemulihan ekonomi pasca pandemi untuk mengangkat ekonomi syariah sebagai salah satu agenda utama di Indonesia.
Pemerintah melihat adanya peluang ekonomi syariah dan industri halal untuk mengalami akselerasi melalui visi “Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia”.
Merespon fenomena tersebut, Indonesia memanfaatkan peluang untuk menjadi pusat industri halal dunia pada 2024. Melihat potensi pasar yang cukup baik bagi Indonesia untuk akselerasi produk halal, pemerintah juga terjun dalam dunia busana muslim pada 2022 guna menjadikan Indonesia sebagai Muslim Fashion Capital di dunia. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya ekspor busana muslim di
Indonesia sebesar 12.5% yang mencapai hingga USD4,6 miliar pada 2021.
MarkPlus Islamic sebagai salah satu unit bisnis MarkPlus Corp yang bergerak di bidang pemasaran Islami, kembali mengadakan Islamic Entrepreneurial Marketing Festival (IEMF) 2023 dengan tema Fastabiqul Khairat Marketing. Pada episode kedua, Webinar IEMF 2023 membawa topik Halal Food and Muslim Fashion Industry yang ditujukan demi mempromosikan kegiatan bisnis Islami dalam lingkup makanan dan busana.
Webinar IEMF 2023 kali ini dimeriahkan oleh empat pembicara yang terbagi dalam dua sesi. Pada subtopik “The Leading Halal Food Industry” di sesi pertama menghadirkan Yora Anastasha selaku Founder of @Demennyemil.id, dan Meylia selaku Founder of Dapur Melly. Sedangkan untuk subtopik “The Rise of Muslim Fashion Industry” di sesi kedua menghadirkan Ema Pratama selaku Fashion Enthusiast & CEO of Segaris Space, dan Dian Yosi selaku CEO & Founder of @Vlarishoes.
Memasuki sesi pertama dari rangkaian Webinar IEMF 2023, Yora menegaskan pentingnya memiliki sertifikat izin halal dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) agar dapat memberikan rasa keamanan
bagi konsumen, meningkatkan omset dan kepercayaan mitra Business to Business (B2B), memudahkan proses scale up, serta menjadi nilai tambah bagi konsumen.
“Karena usaha kue rumahan saya masuk dalam kategori Usaha Mikro ke Menengah (UMKM), saya belum bisa menggunakan jasa periklanan di media sosial secara berkala. Dari situ, saya mempunyai ide untuk menawarkan brownies ke coffee shops terdekat. Dengan menggunakan strategi tersebut, saya berhasil mendapatkan tiga coffee shops yang sepakat untuk menggunakan brownies
@Demennyemil.id. Biasanya, sebelum kita memberikan sampel brownies ke coffee shops, mereka akan bertanya terkait adanya sertifikasi halal dan PIRT dalam produk-produk kami. Sejak itu saya mulai mempelajari agar produk kami mendapatkan sertifikasi halal dan PIRT. Menurut saya, kedua sertifikasi tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan perputaran cash flow produk kita,” ujar Yora.
Hal tersebut disepakati oleh Meylia dengan menambahkan bahwa sertifikat halal dapat menciptakan unique selling point yang memberikan ketenangan terhadap konsumen.
“Selain itu, adanya logo halal yang dicantumkan dalam suatu produk dinilai sangat penting bagi para konsumen. Menurut 100 responden yang dikumpulkan dari survei kuantitatif Dapur Melly, 98% konsumen kami percaya bahwa logo halal itu sangat penting. Mengacu pada angka tersebut, kami melihat bahwa unique selling point produk Dapur Melly adalah dari sertifikasi halal yang langsung diberikan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sehingga, hal ini membantu memberikan ketenangan dan rasa aman kepada pelanggan untuk mengkonsumsi produk kami,” ucap Meylia.
Dalam sesi kedua, Ema menyatakan terdapat tantangan baru untuk menciptakan inovasi guna mendobrak dan berani mengambil risiko dalam dunia busana muslim.
Saat ini, busana muslim sudah tidak lagi terbatas dengan gaya tradisional dan warna-warna konservatif. Salah satu contoh tren yang sedang populer adalah penggunaan hijab bermotif dan berwarna-warni. Namun, akan lebih baik jika pemilihan pakaian muslim bukan yang dapat membentuk lekuk tubuh seperti baju oversize atau rok panjang flowy. Tren ini diakibatkan oleh platform media sosial yang mempengaruhi suatu individu untuk berpakaian.
Ema menambahkan bahwa sebagai orang muslim sudah sebaiknya untuk memilih pakaian yang sesuai dengan citra masing-masing individu. Hal terpenting dalam berpakaian adalah dengan menggunakan gaya busana yang rapi, wangi, dan nyaman.
Begit juga Dian, pun merasa bahwa adanya keterkaitan tren dengan bisnis yang sedang dijalankan.
“Dalam dunia bisnis shoeline, kita perlu menentukan target dan riset pasar, serta distributor atau bengkel terpercaya agar dapat memilih jenis sepatu dengan range harga yang tepat. Setelah itu, baru kita mulai menyiapkan foto menarik agar mendapatkan pelanggan yang ingin membeli produk kita,” pungkas Dian.
Selain tren, Dian juga menekankan pentingnya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelaksanaan survei agar dapat mengetahui kekurangan yang dimiliki suatu produk. Dengan memusatkan fokus terhadap solusi, pelanggan akan merasa lebih puas selama melakukan transaksi.
Sebagai informasi, Islamic Entrepreneur Marketing Regional Award akan hadir untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang memegang Islamic Value dengan berbagai
kategori. Acara ini akan dilaksanakan pada 12 April 2023 di Masjid Istiqlal.[Red]