REMAJA Bengkulu kembali bikin heboh. Akhir tahun 2022 kemarin, seorang remaja membakar dirinya hingga meninggal dunia karena uang yang diberi ibunya tak sesuai permintaan. Baru-baru ini, 52 pelajar nekat menyayat tangan sendiri karena berbagai alasan.
Berbagai sebab alasan dan argumentasi mengemuka. Pengaruh buruk media sosial, krisis identitas, mencari perhatian dari kelompok lain, mengikuti tren, dimarahi orang tua, faktor lingkungan, keluarga, teman, hingga orang tua yang merasa kecolongan.
Padahal kalau dicermati, semua alasan dan argumentasi di atas bukan sebab, tapi lebih kepada akibat. Sebab utama dari semuanya adalah karena lunturnya nilai-nilai agama dalam diri umat manusia saat ini, tak terkecuali dalam diri para remaja Bengkulu.
Hari ini, remaja nongkrong di mall, di pasar, atau di tempat-tempat keramaian yang penuh maksiat dianggap sebagai tren, gaul. Sementara masjid mayoritas diisi para orang tua renta. Remaja kini besar bersama media sosial, sedikit sekali yang tumbuh bersama Al-Qur'an.
Krisis identitas adalah sebuah konsekuensi ketika amalan agama ditinggalkan. Ketika suatu masyarakat meninggalkan hukum-hukum Allah, maka yang akan terjadi di masyarakat adalah perbuatan-perbuatan yang bersumber dari selain Allah.
Ilmu agama di sekolah hanya diajarkan sambil lalu dalam bentuk hafalan, tanpa dikawal apakah diamalkan atau tidak. Generasi hanya dipacu untuk mengejar keberhasilan di dunia dengan memiliki harta yang banyak, gelar, pangkat dan jabatan, tanpa dipedulikan bagaimana nasib mereka kelak di akhirat yang kekal.
Maka untuk menyelamatkan remaja Bengkulu dari kepiluan, mulai sekarang, semangat mengamalkan agama harus kembali digelorakan. Milenial harus diberikan kenyamanan untuk berlama-lama di rumah ibadah. Generasi muda harus dibimbing untuk menyempurnakan ketaatan mereka kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Remaja sekarang harus dibina sebagaimana para remaja dibina di zaman Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Remaja yang dibesarkan di masjid, taat kepada Allah, Mengamalkan agama dengan sempurna, mencintai akhirat,
Dengan cara seperti itulah, para remaja tersebut pada akhirnya sukses di dunia dan akhirat. Kerajaaan-kerajaan besar berhasil mereka kuasai. Dua pertiga dunia tunduk di bawah kaki mereka. Menjadi remaja yang dibangga-banggakan berabad-abad setelahnya. Wallahu a'lam bishawab