Senator Riri Damayanti John Latief |
PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Banjir dan gempabumi masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Bengkulu. Bencana yang terus terjadi secara simultan ini perlu ditangani secara serius agar risiko kerugian material dan hilangnya nyawa yang terjadi dapat diminilasir serendah mungkin.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief, pemerintah perlu membangun kesiapsiagaan terhadap bencana bukan hanya di tingkat pusat, namun hingga ke unit terkecil seperti dusun atau rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT).
"Siap peralatan, siap personel, siap memberikan peringatan dini, siap melakukan langkah-langkah cepat dan tangkas saat bencana terjadi," kata Hj Riri Damayanti John Latief mengenai peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana, Rabu (26/4/2023).
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, berbagai langkah strategis perlu dipersiapkan bukan hanya oleh instansi pemerintahan terkait namun juga diperlukan peran aktif masyarakat termasuk para akademisi, pihak swasta, media massa dan lain sebagainya.
"Kalau cukup anggaran, bangun pusat manajemen bencana yang terstruktur dari pusat ke unit terkecil di masyarakat yang melibatkan semua orang, keluarga hingga seluruh komunitas. Peran aktif semua pihak sangat menentukan efektivitas penanggulangan bencana," papar Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Bidang OPK BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini menuturkan, pemerintah perlu mengkaji efektifitas rumah ibadah sebagai salah satu elemen penting dalam mengantisipasi hingga menanggulangi bencana.
"Karena esensinya, bencana hadir ketika manusia melanggar bahkan menentang perintah-perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Kalau manusia taat, tidak mungkin yang punya alam semesta marah," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.
"Mitigasi terbaik dalam bencana adalah mengajak semua orang menyempurnakan ketaatan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dengan menyembah-Nya di masjid atau rumah-rumah ibadah lainnya," Hj Riri Damayanti John Latief melanjutkan.
Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, berdasarkan data pengukuran indeks risiko bencana Indonesia (IRBI) 2021, Bengkulu disebut memiliki kelas risiko bencana yang tinggi dengan nilai 157.14.
"Bahkan Kota Bengkulu masuk ke dalam urutan kedelapan sebagai kota dengan indeks risiko bencana tertinggi di seluruh Indonesia. Risiko terbesarnya adalah tsunami, karena menurut riset, pesisir Bengkulu memiliki tingkat bahaya dari rendah hingga tinggi dengan dominasi pada wilayah administrasi kelurahan yang berada di pesisir dan berbatasan langsung dengan garis pantai," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. [Muhammad Qolbi]