Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu Wibowo Susilo dan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Sembiring saat memaparkan materi, Senin (8/5/2023) |
PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu Wibowo Susilo mengingatkan generasi Z tidak terjebak dalam jeratan UU ITE lantaran salah dan tidak bijak dalam menggunakan media sosial. Hal itu disampaikan Wibowo saat menjadi narasumber Sosialisasi Internet Cerdas, Kreatif dan Produktif (Cakap) di SMAN 02 Kota Bengkulu, Jalan Mahoni Padang Jati Kota Bengkulu, Senin (8/5/2023).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfotik Provinsi Bengkulu tersebut diikuti sekitar 100 pelajar SMAN 02 Kota Bengkulu.
Dipaparkan Wibowo, generasi Z merupakan generasi yang akrab dengan teknologi dan menjadi sasaran empuk berbagai konten yang diproduksi untuk kepentingan bisnis sampai politik, tanpa mempertimbangan risikonya. Jadi fungsi media sosial tidak hanya sebagai ruang untuk bersosialita saja, melain juga untuk berbagai kepentingan yang lebih luas.
Keberadaan Indonesia saat ini dalam posisi kedua dalam hal penggunaan internet, yakni diangka 215,626 jiwa. Ini berdasarkan data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2023.
Dari angka itu, Indonesia menduduki peringkat ketiga pengguna Facebook, yakni diangka 119,9 juta per Februari 2023.
Sedangkan untuk pengguna Tiktok, Indonesia berada diperingkat kedua dengan angka 109,9 juta, dan pengguna Instagram diposisi keempat dengan angka pengguna 106,72 juta per Februari 2023.
Wibowo mengajak pelajar untuk cerdas, kreatif dan produktif dalam menggunakan internet.
"Hindari membagikan konten-konten yang meragukan isinya, sebab bisa saja itu bermuatan hoaks, ujaran kebencian atau bermuatan SARA. Jika ragu maka tanyakan kepada guru dan orang tua sebelum dibagikan. Media sosial saat ini tidak saja menjadi ajang bisnis, bersosialita, namun juga menjadi ruang untuk melakukan provokasi, menyebarkan konten hoaks, SARA dan juga ujaran kebencian. Oleh karena itu, hindari membagi-bagikan konten yang bermuatan hoaks, SARA dan ujaran kebencian agar terhindari dari jerat pidana UU ITE," jelas Wibowo.
Disisi lain, Wibowo menyampaikan, internet bisa menjadi ajang bisnis dengan menghasilkan konten yang produktif. Namun dibutuhkan kreatifitas dan ketekunan.
"Sudah banyak contoh orang menjadi sukses karena cerdas, kreatif dan produktif mengelola internet. Internet memberikan jalan pintas untuk sukses kepada mereka yang Cakap," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring yang juga menjadi narasumber mengatakan hal senada.
Menurutnya, pelajar merupakan generasi masa depan yang harus diedukasi sejak dini melalui literasi digital.
"Media sosial saat ini dipenuhi bermacam konten. Sebagian justru mengarah pada penipuan, perjudian, provokasi, hoaks, ujaran kebencian dan juga SARA. Generasi muda harus cerdas sejak dini supaya tidak menjadi bagian dari pelaku dan juga tidak menjadi korban," sampainya.
Lanjut Usin, kegiatan literasi digital dikalangan pelajar ini bagian dari inisiasi dirinya dengan menggandeng Dinas Kominfotik, SMSI dan juga JMSI.