Dua belas hari yang lalu, tepatnya Jumat (12/5/2023) sekira pukul 21.00 WIB menjadi moment tak terlupakan seumur hidup bagi Habib Bahar bin Ali bin Smith. Pasalnya, Ulama yang identik dengan rambut pirang itu menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal (otk).
Akibat percobaan pembunuhan itu, Habib pun menerima luka dibagian perut.
Sementara, kasus yang menuai misteri masih dalam penyelidikan nan alot. Lantaran barang bukti berupa baju dan sorban yang bersimbah darah, masih dianggap kurang oleh pihak berwajib.
"Mohon bersabar, karena proses penyelidikan terus berjalan," kata Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin, dikutip dari Depok.com.
Peristiwa berdarah yang berlangsung di depan Pusdiklat Dishub di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor itu berawal, saat Habib Bahar keluar dari Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin seorang diri. Dari Desa Pabuaran, Habib yang berencana memperbaiki mobil pergi menuju bengkel yang berada di sekitar Kecamatan Kemang.
Seusai mendapatkan service, mobil berjenis Jeep itu langsung dijajal menuju Jalan Raya Bogor-Parung, guna melakukan testdrive. Ketika dalam perjalanan, mobil yang baru mendapat perawatan mengalami masalah tertentu.
Sehingga, Ulama kelahiran Kota Manado menghentikan laju dan turun dari kendaraannya. Diduga, penembakan yang dilakukan terhadap pria 38 tahun terjadi ketika ia hendak mengecek mesin mobil tersebut.
Menurut informasi, ada tiga tembakan yang diarahkan kepada Habib Bahar. Namun, satu dari timah panas meleset dari sasaran tembak pelaku.
"Pas kejadian itu dia sendirian. Nah, itu tembakan ada tiga. Cuman yang kena dua," kata Kuasa hukum Bahar bin Smith, Ichwan Tuankotta kepada awak media. (Dikutip dari Kompas)
Lebih lanjut, sebelum dua pelor melukai perutnya. Habib Bahar merasa, mobil yang dikendarainya diiringi dari jarak tertentu.
Oleh dua orang yang diduga berkelamin pria, mengendarai Toyota Kijang berwarna hitam dof. "Dia (Habib Bahar) sadar ada yang membuntuti orang gak dikenal, bawa mobil kijang warna hitam," ucap Ichwan.
Setelah mendapati luka tembak, Ayah dari empat orang anak itu langsung mencari pertolongan medis. Dengan darah yang mengalir dari perutnya, menuju Rumah Sakit (RS) Dompet Dhuafa di Kecamatan Parung.
"Setelah ditembak itu dia ke rumah sakit sendiri untuk dirawat. Walaupun darah banyak keluar, tapi tetap bisa ke rumah sakit meskipun kepala keleyengan," ungkap Ichwan.
Keesokan harinya, Habib Bahar pun melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kemang dengan nomor LP/--/B/V/2023/SPKT/POLSEK KEMANG/POLRES BOGOR/POLDA JABAR pada Sabtu (13/5/2023).
Tandatanya Pihak Kepolisian
Setelah menerima laporan penembakan dari Ulama berketurunan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW). Pihak berwajib pun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (tkp).
Namun sangat disayangkan, penyelidikan yang hampir memasuki minggu ke-dua belum menemui titikterang. Padahal, delapan belas orang saksi dan dua Dokter Forensik telah dimintai keterangan.
Berbagai kendala menjadi alasan dari lambannya pengungkapan kasus tersebut. Seperti, belum dapat-nya saksimata dalam kejadian, belum ditemuinya proyektil peluru di tkp dan sebagainya.
Dugaan Kejanggalan Penembakan Habib Bahar
Menurut Advokat, Muannas Alaidid ada kejanggalan dalam dugaan penembakan Habib Bahar. Sebab, ia mencium adanya aroma politik dalam peristiwa tersebut.
"Tak ada saksinya, bahkan polisi sebut tak ditemukan proyektil peluru di TKP. Ini kental nuansa politisnya seolah ada serangan ke Bahar," ucap Muannas, dikutip dari pojoksatu.id. [Alfi Kurnia]