Hj Riri Damayanti John Latief |
PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prediksi munculnya fenomena strong El Nino pada tahun 2023 ini sehingga mengakibatkan Indonesia mengalami kemarau panjang dan berpotensi menimbulkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, Provinsi Bengkulu sebagai salah satu daerah yang memiliki lahan gambut harus memiliki kesiapan mitigasi dalam menghadapi musim kemarau panjang bila benar-benar terjadi.
"Seluruh daerah di Sumatera merupakan langganan karhutla di saat musim kering. Di Bengkulu sendiri bulan Juni 2022 kemarin kebakaran lahan gambut membuat sebagian wilayah di Kabupaten Mukomuko diselimuti kabut asap. Kalau prediksi BMKG benar terjadi, Bengkulu patut mempersiapkan diri," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Kamis (4/5/2023).
Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menjelaskan, karhutla bukan hanya akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan terganggunya jalur penerbangan, namun juga dapat membuat hilangnya hutan Bengkulu bersama keragaman fauna flora yang dimiliki.
"Langkah-langkah antisipasi hendaknya bukan hanya dipersiapkan oleh pemerintah, namun juga seluruh masyarakat, khususnya para petani, karena kalau mengacu pada pengalaman sebelumnya, kemarau panjang mengakibatkan turunnya produksi padi," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mengungkapkan, imbauan juga telah diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar semua pihak bersiap menghadapi kemarau panjang ini.
"Ada 32 provinsi bakal terdampak, Provinsi Bengkulu salah satunya. Hal ini diramalkan akan membuat inflasi meningkat, suhu menjadi tinggi, cuaca menjadi lebih kering. Insya Allah kalau dipersiapkan dari sekarang, dampak buruk yang akan dirasakan Bengkulu jauh jadi lebih sedikit," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, langkah antisipasi terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menghentikan semua aktifitas yang dapat merusak kehidupan di bumi.
"Perubahan iklim yang terjadi saat ini secara tidak langsung adalah dampak emisi yang berlebihan. Keberkahan alam jadi hilang. Saat hujan banjir dimana-mana. Saat kemarau, kebakaran jadi ancaman. Kini saatnya kita insaf merusak bumi," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. [Muhammad Qolbi]