PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Mahasiswa diharapkan dapat menjadi pionir dan garda terdepan dalam menangkal berita-berita hoax, khususnya pada pesta demokrasi Pemelihan Umum tahun 2024 mendatang.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Bengkulu Oslita saat mewakili Gubernur Bengkulu pada Seminar Nasional Dengan Tema ‘Penyiaran di Era Digitalisasi Menyongsong Pemilu Bermatabat’, Jumat (16/6/2023) bertempat di Aula Unihaz Bengkulu.
Kegiatan ini sendiri merupakan kegiatan yang digagas oleh KPID Provinsi Bengkulu bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas-universitas yang ada di Kota Bengkulu, di antaranya Unihaz, Unib, UMB, juga Dehasen.
Disampaikan Kadis Kominfotik Oslita bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya pemilu 2024 terindikasi rawan munculnya berita hoax. Untuk itu, peran dari mahasiswa saat ini adalah menjadi salah satu penggerak masyarakat dalam menangkal berita-berita hoax.
“Bagaimana mahasiswa ini nanti bisa menjadi penangkal berita-berita hoax, di mana sebelum berita itu disebarkan terlebih dahulu dipelajari, apa berita tersebut hoax atau bukan, hingga didapat pemilu yang benar-benar bermartabat,” jelas Oslita.
Sementara itu anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler mengapresiasi kinerja KPID dan Kominfo yang berkerja sama dengan kampus mengundang semua BEM untuk melakukan seminar terkait dengan pemilu 2024. Menurutnya hal ini merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan rakyat, agar tidak terjebak dalam informasi-informasi yang fiktif atau hoax.
“Rakyat harus diberikan informasi yang valid, fakta terkait dengan pemilu 2024, agar menjadi pemilu yang berkualitas, agar terpilih orang-orang yang memang punya kemampuan, orang- orang yang layak,” papar Dempo.
Ia menambahkan saat ini rakyat rentan mendapatkan informasi yang hoax, juga rentan mendapatkan pencitraan yang tidak real, boleh citra tetapi harus merupakan fakta bukan citra yang dibuat-buat.
“Harapan saya teman-teman mahasiswa ini bisa mengeluarkan informasi ini kepada keluarga, ke tetangga ke semua kampus-kampus lainnya seperti itu,” tutup Dempo. (rls)