PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Besok Sabtu, 24 Juni 2023, Indonesia memperingati Hari Bidan Nasional yang ke-72 tahun. Penetapan tanggal 24 Juni sebagai Hari Bidan Nasional berkesesuaian dengan lahirnya organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang berdiri pada sejak 24 Juni 1951.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief mengatakan kekagumannya atas kinerja bidan di Bengkulu dalam beberapa tahun terakhir yang telah berperan cukup signifikan dalam membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta angka stunting.
"Hormat saya dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para bidan di Bengkulu atas peran dan kontribusnya untuk para keluarga. Semoga dapat terus memberikan kontribusi untuk negeri dengan memberikan masa depan yang cerah bagi anak dan ibu," kata Hj Leni Haryati John Latief.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu ini menjelaskan, merupakan sebuah tugas kemanusiaan yang begitu mulia ketika para bidan berjuang membantu persalinan dan menekan angka kematian pada ibu dan bayi serta mengayomi keluarga dalam rangka menurunkan angka stunting.
"Ini tak terlepas dari peran serta semua pihak, baik pemerintah daerah, instansi-instansi terkait, hingga kampus-kampus kesehatan yang ada. Insya Allah ke depan Bengkulu akan memiliki generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas," tutur Hj Leni Haryati John Latief.
Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu ini mengungkapkan, salah satu tantangan yang dihadapi ke depan adalah bagaimana memberikan fasilitas kesehatan yang berkualitas bagi para bidan dan seluruh masyarakat yang terdapat di pedesaan.
"Bengkulu punya kurang lebih 1.500 desa. Diantaranya ribuan desa ini ada yang begitu kesulitan untuk mendapatkan akses di sektor kesehatan. Pun ada, kualitasnya perlu ditingkatkan. Bagi saya ini sebuah perjuangan penting yang harus diwujudkan melalui kursi Parlemen," tegas Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Bengkulu periode jabatan 2008-2012 ini menambahkan, dengan adanya fasilitas kesehatan yang berkualitas bagi para bidan dan seluruh masyarakat yang terdapat di pedesaan, angka kematian ibu dan bayi serta stunting akan dapat semakin ditekan.
"Kalau kualitas pelayanan kesehatan di desa-desa bahkan yang paling pelosok sekalipun berkualitas baik, ibu-ibu nggak perlu dibawa jauh-jauh ke kota untuk mendapatkan pelayanan. Bahkan setelah anak lahir pun bidan-bidan bisa sering-sering berkunjung. Banyak kebaikan untuk generasi Bengkulu mendatang," demikian Hj Leni Haryati John Latief. [Muhammad Qolbi]