PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Berbicara tentang keamanan tidak hanya berbicara tentang penjagaan batas-batas wilayah sebuah daerah atau negara secara teritorial, namun juga menyangkut jaminan, pemenuhan dan perlindungan terhadap keamanan pangan.
Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, sebagai penduduk muslim terbanyak di dunia, sudah selayaknya Indonesia memastikan seluruh warga negaranya mengkonsumsi makanan yang halal dan baik.
"Alhamdulillah Indonesia sudah punya regulasi jaminan produk halal. Pengawasan dan pembinaannya pun juga sudah ada mekanismenya sehingga seharusnya masyarakat merasa aman dengan makanan dan minuman yang diperdagangkan di seluruh pasar saat ini," kata Hj Leni Haryati John Latief di tengah peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2023, Rabu (7/6/2023).
Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Provinsi Bengkulu periode jabatan 2017-2022 ini menjelaskan, meski jaminan produk halal telah terdapat dalam aturan hukum, namun pesatnya perkembangan industri kuliner di tanah air mulai membuat sebagian masyarakat merasa khawatir.
"Yang dikhawatirkan muncul makanan yang disajikan punya dampak buruk bagi kesehatan, entah mengandung kimia atau bahan biologis lainnya. Seperti ciki ngebul yang viral beberapa bulan yang lalu. Ini menunjukkan bahwa keamanan pangan di negeri yang kita cintai ini masih perlu dibenahi. Ini jadi perjuangan saya," ungkap Hj Leni Haryati John Latief.
Lulusan Magister Administrasi Publik Universitas Bengkulu ini menambahkan, masyarakat harus diselamatkan dari berbagai potensi terjadinya keracunan atau terpapar penyakit yang bersumber dari makanan dengan cara ekstra pengawasan mulai dari tingkat kampung hingga tingkat super market.
"Jangan sampai tindakan diambil setelah kejadiannya meluas dan jatuh korban. Produk kuliner masyarakat harus dibantu supaya berkembang dengan baik namun dengan catatan memiliki jaminan dari sisi keamanan pangan," ungkap Hj Leni Haryati John Latief.
Data terhimpun, risiko keracunan makanan senantiasa mengintai masyarakat. Sebagaimana yang terjadi pada 10 Februari 2023 silam, 87 warga dilaporkan mengalami keracunan makanan saat resepsi pernikahan di Desa Babakan, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kasus yang mendapatkan sorotan luas dari masyarakat adalah pangan siap saji dengan nitrogen cair. Berdasarkan laporan pada Januari 2023, sedikitnya ada 1 kasus pada anak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Kasus pangan siap saji dengan nitrogen cair paling banyak ditemukan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat hingga mencapai 23 kasus. Kemudian juga terdapat 1 kasus dengan gejala nyeri perut hebat setelah mengonsumsi jajanan serupa. [**]