PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Pengabdian tanpa batas, memang merupakan tagline yang disematkan oleh masyarakat kepada sosok Jonaidi, SP, MM, karena terus terdepan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya di Kabupaten Seluma.
Menjadi sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu, memang bukanlah perkara yang mudah karena tanggungjawab utama adalah memberikan layanan dan pengabdian terbaik kepada masyarakat yang memberikan mandat tersebut.
Karir Jonaidi, SP, MM dalam menjadi wakil rakyat bisa terbilang cukup gemilang, pada usia 30 tahun tepatnya pada tahun 2009 yang lalu dirinya sudah dipercaya menjadi wakil rakyat dengan duduk di kursi DPRD Kabupaten Seluma periode 2009-2014 dan menjabat sebagai Ketua Komisi II.
Pada tahun 2014 pemuda yang akrab dipanggil ‘Dang Jun’ tersebut, kembali melebarkan sayap dengan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
Hingga pada periode pertama itu dirinya terpilih sebagai salah satu wakil Seluma untuk Provinsi Bengkulu, setelah menjabat sebagai Sekretaris Komisi III pada perubahan alat kelengkapan dewan (AKD) Jonaidi SP kemudian menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu.
Kendati demikian pada perhelatan Pemilu tahun 2019 dirinya kembali melanjutkan karir politik,yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu daerah pemilihan kabupaten Selum, sehingga pemuda yang memang aktif sejak di dunia aktivis saat di bangku kuliah tersebut kembali terpilih untuk mengebankan tugas amanah yang di percayakan oleh masyarakat Kabupaten Seluma.
Selanjutnya politisi partai Gerindra tersebut duduk di Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu sebagai anggota, hingga pada perubahan alat kelengkapan dewan (AKD) yang dilakukan pada Senin (18/04/2023) lalu.
Jonaidi SP mengaku, bahwa sebagai Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu merupakan pengalaman pertama bagi dirinya, karena memang sejak terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu dirinya baru kali ini berada di komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, sehingga ini merupakan tantangan tersendiri bagi dirinya.
“Tentu ini akan menjadi tantangan bagi saya, karena memang ini pengalaman pertama saya di Komisi II. Namun di manapun saya dipercaya oleh kawan-kawan, maka ini sudah menjadi tugas dan tanggungjawab saya untuk berbuat bagi masyarakat,” sampai Jonaidi SP.
Ayah dari empat orang anak ini menambahkan, bahwa dirinya sangat tertantang berada di Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu karena akan lebih dekat hubungannya dengan masyarakat langsung, karena di komisi II akan banyak berinteraksi dengan Pertanian dan juga usaha kecil masyarakat.
“Karena menurut saya, bahwa untuk pembangunan daerah itu tidak bergantung pada infrastruktur saja, namun bagaimana kemudian kita membangun ekonomi masyarakat melalui usaha kecil menengah serta sentral pertanian yang mewadahi,” tambahnya.
Alumni mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu tersebut melanjutkan, bahwa kedepan dirinya akan memaksimalkan apa yang dapat dilakukan untuk masyarakat, sehingga apa yang belum maksimal kedepannya akan lebih ditingkatkan.
“Tentu pengawasan kepada Pemerintah akan terus kita laksanakan, dan terlebih lagi kita akan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama bagi pengusaha kecil dan juga petani,” imbuhnya.
Politisi yang terus mengkampanyekan gerakan anti money politik tersebut, terus memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anak muda, agar bersama-sama membangun Negeri ini dengan kompak memerangi politik uang.
“Bagaimana kita sebagai anak muda bisa berperan dalam pembangunan daerah dan negeri ini, cukup dengan kompak memerangi politik uang,” tegasnya.
Terlebih dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang, Jonaidi SP mengajak agar memilih calon wakil dan pemimpin yang berkompeten, tidak hanya sekedar modal uang lalu bisa membeli suara rakyat.
“Jangan sampai jual suara kita, pikirkan bagaimana kemudian Provinsi Bengkulu ini kedepannya, apakah kita titipkan dengan orang yang tepat atau sebaliknya,” tegasnya.
Jonaidi SP menambahkan, mengabdi kepada Provinsi Bengkulu memang harus dilakukan setiap orang, oleh karena itu jangan bunuh cita-cita anak muda dengan politik uang.
“Jangan sampai uang bisa membunuh cita-cita anak muda, karena mereka akan menjadi wakil-wakil rakyat setelahnya,” demikian tutupnya. (AM)