PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Komisi II DPRD Provinsi melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Dinas Pertanian Jawa Barat, (20-23 Juni 2023). Adapun kunker tersebut sebagai studi tiru dan pengembangan potensi di Provinsi Bengkulu mengenai ketersediaan Beras dan menjaga pengalihan fungsi lahan pertanian.
Ketua Komisi II melalui Waka Suami Fales menyampaikan bahwa kunker tersebut guna melihat langsung pengoptimalan lahan pertanian dengan masa panen yang meningkat. Selain itu kegiatan ini juga melihat pengoptimalan lahan sawah sehingga tidak beralih fungsi menjadi lahan perkebunan atau perumahan.
"Kunker ini bertujuan bagaimana cara petani bisa naik perekonomiannya dengan mencontoh di Jawa Barat. Lahan sawah di provinsi Bengkulu cukup luas namun hasil padi hanya cukup untuk kebutuhan pokok mereka saja dan hanya dua kali setahun masa panennya. Dengan studi tiru ini kita bisa terapkan teknologi dan pembibitan padi yang bisa menghasilkan panen tiga kali dalam setahun dan hasilnya lebih banyak dengan nilai jual yang tinggi. Selain itu penyaluran hasil panennya juga harus dipikirkan pemerintah Bengkulu sehinga harga gabah dapat stabil atau bisa naik dari sebelumnya," ujar Suami Fales.
Ia juga menambahkan penggunaan teknolgi harus digalakkan ke petani yang ada di Provinsi Bengkulu, dan pemerintah dalam pengadaan alat pertanian jangan lagi menggunakan teknologi yang tertinggal.
"Petani kita sekarang sudah bergeser penggunaan traktor, namun dengan teknologi yang sudah maju sekarang dikenalkan dan diterapkan ke mereka juga seperti mesin pertanian roda 4 yang nyaman digunakan, tidak seperti traktor roda tiga yang bergetar kuat dan dapat mengotori baju. juga alat panen kenalkan dan terapkan langsung. Juga kepada Petugas Penyuluhan Lapanagan (PPL) pertanian, hendaknya selain pengetahuan yang modern juga disampaikan alat pertanian modern, sehingga wawasan petani dapat maju dan dapat meningkatkan penghasilannya," beber Wan Sui kerap disapa.
Dari Kunker tersebut ia berharap pemerintah daerah jangan lagi mengadakan alat pertanian yang moderen. Selain itu untuk menjauhkan alih fungsi lahan/sawah dengan hasil pertanian yang tinggi. Juga dengan alat pertanian modern, dapat menarik perhatian generasi muda untuk bertani bukan bergantung menjadi ASN saja.
"Kita minta pemerintah daerah harus memperhatikan luas lahan sawah di provinsi bengkulu yang menjanjikan ini untuk lebih dimaksimalkan hasil pertanian dan penghasilan para petaninya. Bagaimana menjadikan anak muda, kaum milenial tertarik bersawah yang modern dan hasil yang tidak kalah jika menjadi ASN," pungkas Suimi Fales. (AM)