PedomanBengkulu.com, Bengkulu – Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu menekankan aksi nyata untuk mewujudkan Kota Bengkulu zero stunting.
Beberapa langkah percepatan penurunan stunting digalakkan di Kota Bengkulu. Salah satunya memaksimalkan kegiatan rembuk stunting untuk memastikan langkah penanganan stunting secara komprehensif.
Senin (12/6), TPPS Kota Bengkulu menggelar kegiatan rembuk stunting dengan tema “Peningkatan Peran Perangkat Daerah dan Pemangku Kepentingan Pada 8 Aksi Konvergensi Stunting Menuju Kota Bengkulu Zero Stunting” yang berlangsung di ruang Hidayah I, kantor Walikota.
Melalui rembuk stunting, TPPS ingin memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan stakeholder serta masyarakat dan pihak terkait lainnya.
Sebagai Ketua TPPS, Dedy tak bosan-bosannya mengingatkan anggotanya maupun para kader untuk senantiasa menekankan angka stunting dari hulu.
“Kita fokus bagaimana menekan angka kelahiran yang berpotensi stunting, mulai dari tingkat awal ataupun dari hulunya. Karena perlu diketahui, data menunjukkan 30 persen dari total 100 persen, hanya 30 persen stunting itu pasca kelahiran. Artinya apa, 70 persen itu mulai dari proses, baik proses kehamilan dan kemudian sebelumnya kualitas dari pasangan suami istri itu sendiri,” ungkap Dedy.
Dari kegiatan rembuk stunting, Dedy mengharapkan kolaborasi dan sinergi seluruh pihak, pasalnya penurunan stunting di Kota Bengkulu juga berpengaruh untuk Provinsi Bengkulu.
“Rembuk ini kita mengumpulkan semua stakeholder terkait. Pertama, data yang ada kita input, kemudian dibuat rencana kerja (Renja) bagaimana penanganan stunting di Kota Bengkulu. Nah seperti tahun lalu, kita terjadi penurunan dari 22 menjadi 12 persen. Ini penurunan tertinggi di Provinsi bengkulu, sehingga secara tak langsung provinsi pun ikut terbantu karena angka di kota turun,” tambahnya.
Untuk ditahun 2023, Dedy menargetkan angka stunting turun hingga menjadi satu digit. “Target kita 2023 di angka 9 persen, tapi ini tidak bisa tercapai begitu saja tanpa keterlibatan banyak pihak, mulai dari OPD, stakeholder, orang tua, lurah, camat juga menentukan. Ada juga TPK, disana ada kader KB, ada bidan, dan stakeholder lainnya,” jelasnya.
Selain itu, TPPS juga berencana memberi pil tambah darah kepada anak SMP maupun SMA dalam rangka penekanan stunting dari hulu.
Seperti kita ketahui, pil tambah darah mengandung zat besi dan asam folat. Zat besi penting dalam pembentukan hemoglobin ditubuh sehingga dapat mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah.
Sebagai penutup, Wakil Walikota Bengkulu bersama Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, unsur Perwakilan Forkopimda Kota, beberapa Kepala OPD terkait dan para stakeholder menandatangi komitmen penurunan stunting dalam kegiatan rembuk stunting di Kota Bengkulu. (rls)