PedomanBengkulu.com, Rejang Lebong - Akar Foundation yang merupakan organisasi non-profit dan non politis yang didirikan untuk ikut serta dalam mengembangkan potensi dan swadaya masyarakat bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu menggelar Lokakarya guna memperkuat komitmen Pemerintah Daerah dalam upaya penurunan stunting melalui Tata Kelola Sumber Daya Alam yang Inklusif dan Berkelanjutan. Lokakarya tersebut digelar di Hotel Golden Rich 88, Rejang Lebong, Senin – Selasa, 24 – 25 Juli 2023.
Wakil Bupati Rejang Lebong, Hendra Wahyudiansyah S.H mengatakan, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong sangat mengapresiasi kegiatan lokakarya yang dilakukan bersama Akar Foundation untuk membantu menekan turunnya angka stunting di kabupaten Rejang Lebong.
"Kita sangat mengapresiasi kegiatan positif ini, dimana Akar Foundation ikut mensupport Pemerintah Daerah kabupaten Rejang Lebong untuk menurunkan angka stunting, dimana selama ini hanya dilakukan oleh Pemkab dan OPD namun kali ini kita dibantu oleh Akar Foundation untuk ikut bersama menurunkan angka stunting. Ditahun ini, Pemeritah Rejang Lebong menargetkan angka stunting turun di angka 14 persen, kita berharap dengan di support oleh Akar Foundation dapat menurunkan angka stunting lebih lebih cepat," jelas Wabup.
Sementara itu, Erwin Basri selaku Direktur Eksekutif Akar Foundation mengungkapkan, Tujuan lokakarya diadakan untuk mendorong program percepatan penurunan prevalensi stunting yang fokus pada upaya perlindungan hak-hak tenurial Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (MAKL) dan keterjaminan sumber pangan melalui tata kelola sumber daya alam berbasis agroekologi.
"Melalui lokakarya ini, akan menghasilkan diskusi terkait potensi, strategi dan rencana aksi program penurunan stunting. Sehingga audiens akan menghasilkan reformulasi strategi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dalam mendorong program penurunan stunting di Kabupaten Rejang Lebong . Yang outputnya bermuara pada penandatangan nota kesepakatan (MoU) rencana aksi kolaborasi antara Akar Foundation sebagai Non Government Organization (NGO) atau lembaga pelaksana program dengan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong," jelasnya.
Ia menambahkan, Penurunan angka stunting melalui skema agroekologi nantinya akan dilakukan dengan kegiatan Demplot pangan yakni metode penyuluhan pertanian kepada petani dengan cara membuat lahan percontohan.
"Saat ini kita telah mendapatkan izin menggunakan lahan seluas 1.300 Hektar yang berada di 5 Desa di Kabupaten Rejang Lebong, yakni desa Tanjung Dalam, desa Air Lanang, desa Tebat Pulau, desa Baru Manis, dan desa Tebat Tenong Dalam, dibeberapa lahan tersebut nantinya akan ditanam tumbuhan pangan yang bisa di konsumsi langsung dan tentunya sehat, dengan metode tersebut kita harapkan nantinya angka stunting kedepannya akan turun serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Rejang Lebong khususnya di 5 desa tersebut,"tambahnya.
Sekedar diketahui, kegiatan lokakarya tersebut dihadiri oleh Ketua TPPS sekaligus Wagub Provinsi Bengkulu Rosjonsyah Sahili. Pemkab Rejang Lebong dan jajarannya, yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Rejang Lebong, Dinas Ketahanan Pangan Rejang Lebong, Dinas Kesehatan Rejang Lebong. Lalu Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa (DPMD) Rejang Lebong, Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong serta Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong. Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bukit Daun, serta dari kalangan akademik yakni, Universitas Bengkulu (Unib) dan Poltekkes Negeri Kemenkes Bengkulu. Komunitas lokal, yakni, Forum Generasi Berencana (GENRE) Kabupaten Rejang Lebong. Kelompok Tani HKM, KPPL Maju Bersama dan KPPSWD. Serta dari Pemerintah Desa Tebat Pulau, Desa Tanjung Dalam, Desa Air Lanang dan Desa Baru Manis. [Julkifli Sembiring]