By: Saeed Kamyabi
Pada suatu pagi yang cerah, angin sejuk bertiup pelan di taman kota yang biasanya dihiasi dengan patung para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Namun, hari itu suasana terasa berbeda. Patung-patung itu seakan-akan hidup, mengandung kemarahan yang begitu besar.
Sepertinya arwah para pahlawan itu telah bangkit dari kubur dengan pandangan mata yang tajam dan langkah yang mantap.
Mereka ikut berkumpul di taman kota, melihat betapa acara peringatan mereka dipenuhi dengan adegan yang tidak patut.
Para pahlawan yang dulu berjuang dengan darah dan keringat untuk merebut kemerdekaan bangsa ini, kini terluka melihat bagaimana mereka diperingati dengan cara yang tidak bermartabat.
Lelaki berpakaian daster, joget-joget konyol dengan balon di perut, masukkan sumpit ke dalam botol, ibu-ibu saling pukul bantal di atas kolam, tanpa sehelai rasa hormat kepada nilai-nilai suci perjuangan yang telah diwariskan para pahlawan.
Mereka melihat dengan sedih bagaimana acara itu direduksi menjadi tontonan yang tidak bermanfaat, hampir mengabaikan makna sebenarnya dari perjuangan berdarah-darah yang mereka lakukan.
Lomba makan krupuk, lari karung, manjat pinang, dan permainan-permainan konyol lainnya hanya menunjukkan betapa dangkalnya pemahaman dan penghormatan terhadap sejarah dan pengorbanan mereka.
Ketika arwah-arwah para pahlawan ini mencapai puncak kemarahannya, mereka tidak tahan lagi. Dengan gerakan yang tiba-tiba, mereka mendekati panggung peringatan. Batu nisan yang mereka cabut dari kuburnya menjadi senjata yang terayun dengan ganas, menghantam panggung hingga panggung itu hancur berkeping-keping.
Marah tak terbendung, mereka meraih leher panitia acara dan mencekik nya hingga mata terbelalak dan susah bernafas, untuk mengingatkan pentingnya menghargai dan menghormati jasa-jasa yang telah mereka berikan.
Para pahlawan ini tidak hanya mewakili diri mereka sendiri, tetapi juga jiwa kesatuan dan persatuan bangsa. Mereka menuntut agar peringatan kemerdekaan tidak lagi dijadikan bahan lelucon dan tontonan murahan.
Mereka ingin masyarakat mengingat sejarah, menghargai pengorbanan, dan meneruskan semangat perjuangan untuk membangun negara yang lebih baik.
Mereka ingin kembali beristirahat dengan tenang, tahu bahwa perjuangan dan pengorbanan mereka akhirnya dihargai dengan sepenuh hati.
Terima kasih para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Dirgahayu RI ke-78, Saeed Kamyabi, -
Pahang, Malaysia 16 Agt 2023