Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah belum lama ini dikabarkan berencana akan membangun salah satu Stadion terbesar dan termegah di Pulau Sumatra berbentuk Bunga Rafflesia yang diprediksi akan menghabiskan dana hingga Rp5 triliun.
Melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Bengkulu, Gubernur Rohidin bahkan telah mendengarkan paparan dari Konsultan perencanaan bahwa Stadion yang bakal diberi nama Bengkulu International Sport Center (BISC) tersebut akan menampung 53 cabang olahraga di lahan seluas 75 hektar lebih.
Sebelum Gubernur Rohidin terlalu jauh mengusahakan pembangunan stadion tersebut, hendaknya Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan telaah secara seksama atas situasi dan kondisi yang dibutuhkan saat ini.
Sepanjang tahun ini kita lihat di Bengkulu ada begitu banyak kejadian yang memiliki. Mata guru diketapel, oknum ASN jadikan anak kandung sebagai pelacur, puluhan pelajar sayat tangannya sendiri, oknum kepala sekolah setubuhi siswi SMP di ruang kerja dan banyak kejadian lainnya yang tidak lagi manusiawi.
Padahal manusia adalah sebaik-baik ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala. Diciptakan untuk maksud mengemban amanah agama. Kalau manusia mengusahakan sesuatu di luar agama, bahkan sesuatu yang berpotensi membuat manusia kian jauh dari agama, maka ini akan membuka celah untuk menjadikan kehidupan semakin rusak.
Olahraga bukan sumber kesuksesan. Agamalah sumber kejayaan. Indikator dilaksanakannya agama itu salah satunya adalah dengan makmurnya masjid. Maka untuk Bengkulu yang maju, sarana yang diperlukan sebenarnya adalah masjid yang makmur, bukan stadion yang megah.
Masjid adalah sarana paling baik untuk mencetak manusia-manusia baik, sebagaimana telah terbukti lebih dari 1400 tahun sejak zaman Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam hingga saat ini.
Berbeda dengan stadion, saat Gubernur mau memakmurkan masjid, maka iman, amal ibadah, muamalah, muasyarah dan akhlak masyarakat dapat diperbaiki sedemikian rupa sehingga menjadi manusia-manusia yang dicintai dan diradai Allah subhanahu wa ta'ala.
Tak hanya itu, masjid yang hidup amalan sebagaimana amalan Masjid Nabawi di zaman Rasulullah juga mampu untuk menangkal musibah dan malapetaka, sehingga sangat cocok bagi Bengkulu yang sering dilanda bencana.
Kesimpulannya, Gubernur Rohidin sangat keliru membangun Bengkulu kalau sampai menghabiskan anggaran yang besar untuk sebuah sarana yang terbukti tidak dapat diandalkan untuk mendekatkan manusia kepada Allah, bahkan membuat manusia semakin jauh dari amal soleh.
Namun bila Gubernur Rohidin ngotot ingin membangun proyek megah, maka sebaiknya yang dibangun adalah masjid yang besar disertai amalan Masjid Nabawi di zaman Rasulullah dan akan bagus sekali kalau tempatnya di pinggir Pantai Panjang, dimana memang belum ada masjid yang mampu menampung banyak jamaah di sepanjang kawasan ini.
Dengan masjid di pinggir Pantai Panjang tersebut, Gubernur Rohidin bukan hanya bisa menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata terbaik, namun juga menjadi penangkal tsunami, bahkan dapat menjadi sebab turunnya hidayah bagi Bengkulu dan umat seluruh alam.
Wallahu a'lam bishawab