Badan Pangan Nasional melalui B2SA sebuah langkah untuk mendorong keseimbangan konsumsi pangan yang menyasar ibu hamil dan bayi dibawah dua tahun (Baduta). Konsumsi pangan yang seimbang sangat penting untuk mewujudkan individu yang sehat, aktif, dan produktif. Program tersebut sejalan dengan program pencegahan stunting di tanah air," kata Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Badan Pangan Nasional, Rina Syawal disela sosialisasi konsumsi pangan B2SA di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Rabu (27/9).
"Untuk mempercepat pencegahan stunting, BPN bersama BKKBN memadukan program B2SA dan Dashat di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Bengkulu. Secara nasional program pengembangan B2SA tahun ini (2023) diluncurkan di 70 titik sasaran lokasi fokus stunting. Dan di Bengkulu terdapat dua titik yaitu di Kabupaten Seluma dengan sasaran Desa Kungkai Baru, sementara Kabupaten Rejang Lebong lokus sasaran Kelurahan Curup Tengah, Kecamatan Air Meles," ujar Rina Syawal.
Hadir bersama Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan BPN RI Rina Syawal pada sosialisasi konsumsi pangan B2SA terhadap kelompok PKK Desa Kungkai Baru, Air Periukan, Kabupaten Seluma, Ketua TP PKK Kabupaten Seluma Herawati Erwin Octavian, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Seluma Amri, PKK Provinsi Bengkulu serta Bappeda Provinsi Bengkulu.
Disebutnya, Pengembangan Program B2SA di Bengkulu menyasar penerima manfaat sebanyak 100 keluarga. Yang masing-masing kabupaten 50 keluarga sasaran. Untuk mencapai sasaran pencegahan stunting, keluarga penerima manfaat akan diberikan selama 36 kali. Dengan menu makan sehat berimbang. Makan sehat B2SA tidak harus mahal tetapi harus sehat dan berimbang, kata Rina.
Ditetapkannya dua kabupaten sebagai lokus pengembangan Program B2SA itu mengacu pada status desa dengan angka tertinggi kasus stunting (2021). "Di dalam isi piringku tersebut, sudah diperhitungkan porsi kandungan zat gizi yang sesuai bagi tubuh sesuai 4 bagian tersebut. Jadi protein saja tidak cukup, butuh asupan gizi lainnya antara lain karbohidrat, vitamin, dan mineral." tambahnya.
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H mengatakan pengembangan Program B2SA dan Dashat merupakan wujud kolaborasi dua lembaga pemerintah untuk bersama-sama mencegah potensi stunting melalui pengembangan makanan sehat dalam program Dashat dan B2SA di Badan Pangan Nasional.
Dashat di Provinsi Bengkulu telah dikembangkan di 26 desa kampung KB yang diantaranya terdapat di Kabupaten Lebong, Seluma, Kota Bengkulu, Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan dan Kepahiang, ujar Iqbal.
Dashat, kata Iqbal, banyak jenis makanan yang dapat membantu meningkatkan gizi dan mencegah stunting, di antaranya adalah ikan, telur, buah, dan sayur. Ikan merupakan sumber protein hewani yang baik dan mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan jantung dan fungsi otak.
Penggabungan Dashat dan B2SA merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya/ kontribusi dari mitra lainnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Mahmudi saat menyampaikan sambutannya mengatakan, pemerintah desa akan meningkatkan program pemberdayaan masyarakat. Salah satunya pada tahun 2024 kembali mengalokasikan Dana Desa (DD) 2024 untuk menggandengkan dengan program B2SA, stunting upaya mencegah potensi stunting.
"Kita tetap dukung program pencegahan stunting dengan menyandingkan anggaran DD sebesar 20 persen yang masuk pada kegiatan pemberdayaan masyarakat,"kata Mahmudi.[Rls]