PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dampak El Nino antara lain Sumbar, Sumsel, Riau, Bengkulu, dan Lampung.
Di Pulau Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Di Bali dan Nusa Tenggara seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Di Kalimantan seperti Kalbar, Kalteng, dan Kalsel.
Tahun 2019, Kota Bengkulu dilanda musim kemarau yang berkepanjangan. Hujan tidak turun selama tiga bulan, sehingga sungai-sungai dan danau mengering, tanaman mati, dan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
PDAM Kota Bengkulu yang dipimpin oleh Sjobirin Hasan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Mereka mengirim air ke seluruh penjuru kota dengan menggunakan tangki air.
Namun, upaya PDAM tidak mampu memenuhi kebutuhan air warga. Warga masih harus antre berjam-jam untuk mendapatkan air bersih.
Walikota Bengkulu, Helmi Hasan, pun berinisiatif untuk mengadakan sholat istisqo. Sholat istisqo adalah sholat sunah yang dilakukan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Sholat istisqo dilaksanakan di halaman Masjid Agung At Taqwa Kota Bengkulu pada hari Senin, 23 September 2019. Sholat ini diikuti oleh ribuan umat Muslim dari berbagai penjuru kota.
Dalam khutbahnya, Ustd Said Kamyabi Al Bugisi mengajak umat Muslim untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Dia juga meminta umat Muslim untuk bersatu padu dalam menghadapi musibah kemarau ini.
"Mari kita berdoa bersama agar Allah SWT menurunkan hujan yang berkah untuk Kota Bengkulu," tambah Walikota Helmi Hasan.
Sore harinya, langit Kota Bengkulu tiba-tiba berubah menjadi gelap. Angin berembus kencang dan kilat mulai menyambar. Tak lama kemudian, hujan pun turun dengan deras.
Warga Kota Bengkulu menyambut hujan dengan penuh sukacita. Mereka berteriak dan bersorak-sorai. Hujan ini menjadi jawaban dari doa mereka.
Hujan terus turun selama beberapa jam. Sungai-sungai dan danau kembali terisi air. Tanaman-tanaman yang kering pun mulai menghijau kembali.
"Alhamdulillah, doa kita terkabulkan. Hujan sudah turun," kata seorang warga.
"Semoga hujan ini membawa berkah untuk Kota Bengkulu," kata warga lainnya.
PDAM Kota Bengkulu pun bisa beristirahat sejenak. Mereka tidak perlu lagi mengirim air ke seluruh penjuru kota.
Ini adalah kisah nyata bagaimana sholat menyelesaikan masalah. Ini bukan cerita zaman doeloe, peristiwa ini terjadi belum lama, pelaku nya pun masih hidup. Tapi ini bukan peristiwa baru.
Peristiwa kemarau seperti ini pernah terjadi di zaman Nabi SAW sehingga para Sahabat diajak untuk melaksanakan sholat istisqo. Pada saat itu sumur-sumur dan wadi menjadi kering, dan tanaman-tanaman pun mulai mati. Para sahabat mulai resah dan khawatir.
Sholat dilakukan di tanah lapang, dengan menghadap kiblat. Nabi SAW berpidato dan berdoa memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.
Tak lama setelah itu, Allah SWT mengabulkan doa mereka. Hujan pun turun dengan lebat, membasahi tanah dan tanaman. Para sahabat Nabi pun bersuka cita, dan mereka memuji Allah SWT atas karunia-Nya.
Kemarau yang kita fahami hari ini adalah tidak turunnya air dari langit, sehingga tanaman menjadi kering, hewan ternak kehausan dan kelaparan.
Tapi tidak turunnya air dari langit bisa jadi isyarat akibat tidak turunnya para penguasa ke tengah rakyat, sehingga rakyat kekeringan hidayah dan kehausan kasih sayang. Akibatnya telah terjadi kekerasan dan permusuhan di tengah masyarakat. Hanya gegara beda pilihan capres suami istri pun jadi bertengkar.
El Nino yang terjadi saat ini, patut dicurigai... jangan-jangan akibat para penguasa telah terlena di kursi sofa yang empuk, di ruang kantor yang sejuk full ac, mobil full ac, rumah full ac, kamar tidur full ac, sejuk dan dingin sementara rakyatnya melepuh terbakar terik matahari jam 12 pas.
Apakah perlu kita selenggarakan sholat istisqo khususon untuk menurunkan para petinggi ke tengah rakyat? Sungguh rakyat Kota Bengkulu telah membuktikan bahwa amal agama dapat menyelesaikan berbagai masalah.
(saeedkamyabi)