PedomanBengkulu.com, Jakarta - Pada pekan ketiga September 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras terus mengalami tren kenaikan dan berisiko pada inflasi. Dari 10 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) tertinggi, Bengkulu Selatan masuk di dalamnya.PedomanBengkulu.c
Anggota Komite IV Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, data BPS mengenai tren kenaikan harga beras ini patut diwaspadai dan diantisipasi dengan baik oleh seluruh pemerintah daerah di tanah air.
"Pusat Kajian Daerah dan Anggaran Setjen DPD RI telah membuat analisis tentang hal ini dan memberikan rekomendasi agar seluruh Pemerintah Daerah menyediakan anggaran pengendalian harga dan melakukan intervensi apabila diperlukan," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (26/9/2023).
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, guna mengantisipasi lonjakan inflasi, berbagai unsur di daerah seperti Kepolisian, Kejaksaan, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah hendaknya secara rutin melakukan pengawasan.
"Lakukan pemeriksaan pasokan bahan pokok di gudang penyimpanan. Pastikan semua moda transportasi di daerah maupun antardaerah selalu lancar dengan tarif yang terjangkau. Bagian perhubungan mesti ikut andil mengawal hal ini," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini juga mengimbau kepada lembaga-lembaga terkait dapat menjaga kelancaran distribusi barang dan jasa.
"Jaga kelancaran distribusi barang dan jasa dengan meningkatkan kualitas infrastruktur yang memadai, seperti pelabuhan, bandara dan jalan raya agar akses arus distribusi lebih mudah," demikian tutup Hj Riri Damayanti John Latief.
Berdasarkan data BPS, tren harga beras saat ini belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan menurun ataupun stagnan bahkan telah diancang-ancang bahwa beras akan menjadi komoditas utama penyumbang inflasi September 2023.
Masih menurut data BPS, inflasi harga beras secara tahunan pada Agustus 2023 sebesar 13,76 persen (year-on-year/yoy) menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.
Ironisnya, meski Jawa Barat tercatat sebagai daerah penghasil beras, namun Kabupaten Purwakarta masuk dalam daftar wilayah yang mengalami kenaikan IPH akibat lonjakan harga beras. [*Muhammad Qolbi*]