PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Keluarga adalah kunci strategis untuk mengatasi persoalan stunting, dengan membangun kesadaran masyarakat untuk berani merubah perilaku yang dimulai dari keluarga dan lingkungan. Perilaku untuk memulai hidup sehat, mengasuh anak yang sehat serta perilaku untuk menjaga lingkungan sehat.
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam memberikan praktik pengasuhan yang baik dan menciptakan lingkungan sanitasi yang sehat serta memenuhi standar kesehatan.
Keluarga yang di dalamnya terdapat ayah, ibu dan anggota yang lain memiliki peran masing - masing. Peran ayah dalam keluarga sangat penting untuk mencegah stunting pada anak. Kedua orang tua harus memiliki pemahaman yang sama bahwa mendidik, merawat anak, dan memberikan nutrisi yang baik merupakan tugas bersama.
Hal itu disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah,SH,M.P.H pada Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting wilayah khusus di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Desa Ganjuh, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan, RabuRabu (11/10).
"Strategi paling tepat dalam mengatasi dan mencegah berkembangnya potensi risiko stunting dimulai dari aksi keluarga. Aksi berani untuk merubah perilaku positif sadar akan pentingnya asupan gizi bagi bayi. Pemenuhan gizi dimulai sejak janin dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dan dalam pemenuhan gizi atau nutrisi tidak perlu mahal. Murah, mudah dan gizi seimbang itu lebih utama untuk meningkatkan kesehatan bayi,"kata Iqbal didepan ratusan peserta sosialisasi penurunan stunting di sebuah desa terpencil di Kabupaten Bengkulu Selatan, pekan kedua Oktober.
Untuk memudahkan informasi diterima masyarakat, BKKBN bersama Komisi IX DPR RI selain menggandeng pemerintah kabupaten juga melibatkan unsur pemerintahan desa terdekat yang mengetahui kondisi masyarakat. Hadir bersama Plt Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati,S.IP, MM, Kepala DP3APPKB Kab. Bengkulu Selatan Ferry Kusnadi, SE dan Kepala Desa Ganjuh, Kecamatan Pino, Yayan Maryadi.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting adalah sebuah regulasi melaksanakan pencegahan stunting secara konvergensi atau bersama-sama. "Amanat Perpres itu juga harus menjadi acuan keluarga dalam menekan potensi stunting, yang lebih awal dilakukan konvergensi dalam keluarga.”
Kesadaran orang tua sangat membantu dalam aksi pencegahan stunting, dengan kesadaran seorang ayah maka akan memprioritaskan kepentingan keluarga khususnya bayi dari pada kebutuhan yang kurang bermanfaat, seperti rokok. "Mengonsumsi satu buah telur sehari sangat membantu perkembangan anak".
Iqbal berharap sosialisasi pencegahan stunting agar dijadikan sebagai media utama untuk meningkatkan kualitas generasi muda kita kedepan. Sehingga tumbuhnya keluarga, masyarakat dan bangsa yang berkualitas.
Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengatakan bahwa, Program Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) merupakan salah satu strategi terpadu pemerintah dalam mengatasi stunting baru. Pasalnya, stunting atau tubuh kerdil akibat kekurangan gizi kronis dapat disebabkan pernikahan usia anak. Perempuan yang belum matang usia menikah maka berpotensi melahirkan bayi stunting. Maka yang perlu menjadi perhatian bersama adalah pentingnya kesadaran orang tua akan pendidikan bagi anak-anak. Dengan mengutamakan pendidikan maka kecil peluang untuk menikah usia muda.
"Ibu/wanita hamil pada usia belia secara fisik belum mampu mengandung dan melahirkan karena rahim yang belum sempurna untuk janin. Pada usia itu ibu dan janin sama-sama membutuhkan nutrisi," kata Elva.
Kepala Desa Ganjuh Yayan Maryadi di tengah ratusan warga Kecamatan Pino mengimbau masyarakat untuk menjadi corong informasi pencegahan stunting di dalam keluaarga dan lingkungannya. Agar masyarakat memahami ilmu baru ini untuk membangun kualitas anak-anak sebagai generasi penerus pembangunan.
Ia mengajak masyarakat untuk meningkatkan produksi pangan lokal sebagai bahan nutrisi yang murah dan mudah didapat. Dengan pemanfaatan pekarangan kosong menjadikannya lahan produksi. Selain itu Kades berharap kampung KB dengan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) berperan aktif menekan potensi stunting di masyarakat.[Rls]