PedomanBengkulu.com - Semakin besarnya aksesibilitas bagi perempuan ke sumber daya ekonomi, sosial dan politik akan menjamin kian terangkatnya derajat perempuan. Dalam jangka panjang hal ini akan menimbulkan dampak positif untuk pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, kontribusi perempuan untuk pembangunan Bengkulu telah begitu banyak bahkan telah berlangsung sejak dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Melalui Ibu Fatmawati Sukarno perempuan Bengkulu telah memberikan kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan," kata Hj Leni Haryati John Latief mengenai keterlibatannya dalam acara pengukuhan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Bengkulu periode jabatan 2023-2028, belum lama ini.
Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, melalui berbagai organisasi yang ia pimpin, ia berkomitmen untuk terus meningkatkan peran perempuan dalam membangun Bengkulu yang hebat dan bermartabat.
"Insya Allah kontribusi perempuan dalam pembangunan Bengkulu akan kita tingkatkan, sebaik-baiknya, hingga harapannya tidak ada satu perempuan pun yang tidak mendapatkan perhatian pemerintah, sejak lahir, tumbuh, hingga kembali kepada Allah subhanahu wa ta'ala," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Perempuan berhijab kelahiran Taba Anyar 31 Oktober 1964 yang digadang-gadang menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia 2024-2029 ini menekankan, dalam membangun Bengkulu, laki-laki dan perempuan mesti berjalan bersama-sama.
"Pihak berwenang harus memasukan program pemberdayaan perempuan dalam rencana strategis di masing-masing instansinya sehingga setiap perempuan dapat berperan bukan hanya dalam meningkatkan kesejahteraan rumahtangganya, namun juga dalam pembangunan daerah," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bengkulu periode jabatan 2017-2022 ini menambahkan, sistem demokrasi saat ini telah memberikan porsi khusus untuk perempuan untuk duduk dalam kekuasaan.
"Pemilu 2024 harus jadi ajang bagi perempuan mengoptimalkan peranannya di badan politik formal guna mengubah seluruh kebijakan publik yang menghalangi kemajuan perempuan dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah warahmah," demikian Hj Leni Haryati John Latief. [AM]