PedomanBengkulu, Mukomuko - Jembatan menggiring yang berlokasi di pantai abrasi, Kecamatan Air Dikit mendapat perhatian dari masyarakat Mukomuko.
Bagaimana tidak, jembatan yang sudah mangkrak selama 7 tahun ini sudah banyak memakan korban serta menimbulkan ketidaknyamanan para pengguna jalan.
Apa lagi akses jalan tersebut adalah akses jalur lintas antar provinsi, penghubung provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat.
Jembatan tersebut sempat dikerjakan tahun 2021, namun sayangnya putus kontrak pada tahun 2022 lalu. Perkara tersebut pun sudah diperkarakan oleh Aparat Penegak Hukum (APH).
Tahun ini kembali pemerintah pusat melalui Pemprov mengalokasikan pembangunan jembatan menggiring ini pada tahun 2023, dimana sesuai kontrak pekerjaan jembatan ini mulai dari tanggal 28 Mei 2023 lalu.
Nilai pekerjaan jembatan tersebut sebesar Rp 3,9 miliar, yang dikerjakan oleh pihak ketiga dari PT. Kamajaya Adiguna, dengan nomor kontrak HK.02,01-Bb25/SATKER PJN.I/PPK1.1/220.
Kondisi jembatan tersebut saat ini diperkirakan sudah 100 persen, namun ditemukan di lapangan kondisi jembatan tersebut retak pada pondasi hingga atas teratoar jembatan.
Hal ini tentu menghawatir masyarakat serta sangat disayangkan. Karena jembatan tersebut sudah lama dinantikan oleh masyarakat Mukomuko pembangunannya.
"Kami menerima laporan dari beberapa masyarakat, lalu langsung melakukan investigasi kelapangan. Benar adanya keretakan mulai dari pondasi jembatan hingga atas teratoar atas jembatan,"ungkap Weri Trikusumaria Sekretaris LP-KPK Mukomuko.
Dilanjutkannya, pihaknya berharap tim PHO atau pihak BPJN Bengkulu dapat melakukan pengawasan secara profesional, karena ini adalah fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat Mukomuko.
"Kita berharap pekerjaan tersebut dibongkar, karena jika tidak, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah dikemudian hari seperti yang lalu. Apa lagi jembatan tersebut satu-satunya akses lintas barat penghubung antar provinsi," tutup Weri.