PedomanBengkulu.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu saat ini sedang menjadwalkan pemanggilan pihak Pertamina Pulau Baai Bengkulu terkait antrian BBM bersubsidi di Bengkulu. Hal tersebut disampaikan Asisten II Pemprov R.A Denni di ruang kerjanya, Kamis (9/11/2023).
Penjelasan R.A Denni, pemanggilan pihak Pertamina Pulau Baai Bengkulu nantinya akan membahas mengenai penyaĺuran BBM bersubsidi yang ada di Provinsi Bengkulu.
Alasannya, kata Denni, Pemprov menduga antrian panjang yang terjadi di Provinsi Bengkulu saat ini mayoritas diisi oĺeh kendaraan angkutan milik para pengusaha yang tidak berhak memakai BBM bersubsidi.
"Kita tidak untuk para pembisnis, kita melihat di SPBU yang à ntri itu panjang bukan masyarakat biasa, bukan masyarakat biasa operà sional untuk mencari kehidupan sebagainya tapi diduga itu adalah kendaraan angkutan barang yang sebenarnya tidak berhak untuk membeli BBM bersubsidi," jelas Denni.
Rata-rà ta, sambungnya, antrian yang terjadi di SPBU Bengkulu mayoritas diduga merupakan truk angkutan batu bara, sawit serta angkutan pembangunan pemerintah yang dilarang memakai BBM bersubsidi.
"Seperti angkutan batu bara, sawit, termasuk angkutan pembangun pemerintah tìdak boleh memakai BBM subsidi, kita melihat antrian terjadi seperti itu," singgung Denni.
Karenanya, katanya lagi, Pemprov akan segera memanggil pihak Pertamina Pulau Baai Bengkulu terkait penyaluran BBM bersubsidi di Provinsi Bengkulu serta menyampaikan hasil pertemuan Pemprov beberapa waktu lalu dengan BPH Migas Pusat.
"Kami akan mencoba memanggil Pertamina juga nanti untuk menyampaikan hasil pertemuan kami dengan BPH migas pusat tentang penyaluran itu (BBM bersubsidi)," ujar Denni.
Lebih jauh, Denni juga menambahkan pemanggilan pihak Pertamina Bengkulu nantinya juga akan membahas adanya dugaan Pengurangan Penyalùran BBM subsidi di SPBU Bengkulu.
"Kemungkinan dalam minggu ini kami mencoba bertemu dengan pertamina karena mereka menyalurkan (BBM subsidi) karena kita tanya dengan SPBU jatah kami dikurangi biasa kami satu hari 16000 ton cuman dikasih 8000 ton, na yang 8000 ton-nya kemana? Sedangkan pertamina (bilang) jatah sudah disesuaikan," tutup Denni. [Rls]