PedomanBengkulu.com - Program Bank Sampah yang digiatkan kader lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu sejak 2 tahun terakhir memberikan dampak dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Bengkulu sekaligus pendapatan ekonomi.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah meyakini jika kader lingkungan terus diperbanyak maka permasalahan sampah di Kota Bengkulu ke depan akan berangsur tertangani.
hal tersebut disampaikan Gubernur Rohidin saat hadir dan launching Program Bank Sampah Unit Kota Bengkulu, di Jl. Dharmawanita Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu, Kamis (30/11).
"Saya menyambut baik dan melihat langsung karya masyarakat dari kader fasilitator, ini hasil limbah (sampahnya) sudah menjadi produk yang bernilai ekonomi cukup bersaing," jelas Gubernur Bengkulu ke-10 ini.
Hal ini lanjut Gubernur Rohidin, karena sampah rumah tangga mulai dikelola oleh Kader Lingkungan di setiap kelurahan menjadi produk kerajinan yang bernilai jual cukup tinggi dan bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga kader.
Bahkan beberapa sampah rumah tangga yang berasal dari sisa sayur dan buah, sejak 2 tahun terakhir juga telah dikelola menjadi pupuk eco enzim dan kompos, yang sangat bermanfaat menyuburkan tanah dan tanaman.
"Dengan begini saya sangat mengapresiasi Kader Lingkungan ini dengan Anggota DPRD dan DLHK Provinsi Bengkulu. Jadi jangan berhenti dan masyarakat harus terus dibina, sehingga nanti bisa menjadi kebiasaan yang baik," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur Rohidin bersama Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring, Kadis DLHK Provinsi Bengkulu dan beberapa Kader Lingkungan meninjau hasil karya pengelolaan sampah menjadi produk kerajinan tangan.
Sementara itu Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring mengatakan, dirinya sebagai inisiator Bank Sampah bersama Kader Lingkungan didukung DLHK Provinsi Bengkulu, saat ini telah membentuk sebanyak 54 Bank Sampah Unit (BSU), salah satunya di Kelurahan Bentiring Permai ini.
Lanjut Usin Sembiring, sudah dua tahun sebelumnya dimulai dengan melakukan penyadaran ke masyarakat Kota Bengkulu bahwa limbah sampah dapat dipilih, dipilah dan dikelola. Selanjutnya dibuat file proyek di 25 titik, sehingga kemudian dideklarasikan, sehingga berkembang lagi menjadi 54 kelompok.
"Kita berusaha bagaimana tadinya sampah itu limbah, kita ubah menjadi pendapatan. Bagi para kader lingkungan sekarang, kelompok rumah tangga tidak membuang sampah lagi, mereka sayang membuang sampah karena bisa dikelola, bahkan bernilai ekonomi," terangnya. [Rls]