PedomanBengkulu.com - Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler SIP MAP, menekankan peran penting kampus sebagai tempat bagi kaum intelektual.
Dalam dialog bersama mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen (Unived) Bengkulu, pada Senin (18/12) siang diruang sidang Komisi DPRD Provinsi Bengkulu. Dempo Xler mengungkapkan bahwa kampus memiliki kemampuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga mereka dapat memilih calon pemimpin yang cerdas, berkualitas dan berintegritas.
"Agar masyarakat tidak memilih seperti memilih kucing dalam karung. Kita tidak boleh terpesona dengan bungkus cover orang karena baliho, spanduk, atau oleh-oleh sembako. Tetapi kita harus memilih berdasarkan kemampuan calon pemimpin," kata Dempo Xler.
Menurutnya, peran kampus sangat penting untuk merubah pola fikir masyarakat dalam Pemilu. Masyarakat yang salah menentukan pilihan, tentu akan berdampak pada kemajuan bangsa. Dempo Xler menekankan bahwa kampus memiliki kontribusi besar dalam mengawal menjadikan masyarakat sebagai pemilih yang cerdas.Namun, dalam dialog tersebut, mahasiswa menyampaikan aspirasi untuk melarang peserta pemilu melakukan kampanye di dalam kampus, baik calon presiden-wakil presiden maupun calon legislatif (caleg). Mahasiswa mengkhawatirkan bahwa kampanye di dalam kampus dapat menimbulkan perpecahan sesama mahasiswa, terutama jika ada dosen yang mempengaruhi mahasiswa ke calon kandidat tertentu dalam pemilu.Dempo Xler menjelaskan bahwa meskipun undang-undang pemilu membolehkan kampanye di kampus, hal tersebut harus mengikuti aturan yang ada. Kampanye tidak boleh membawa atribut, nomor urut, atau partai, dan harus memiliki izin dari KPU, Bawaslu, dan lembaga pendidikan.
Kampus harus menjadi wadah pendidikan politik, memberikan pencerahan kecerdasan bagi masyarakat kampus. Undang capres cawapres, undang caleg, bedah otaknya melalui dialog," tambahnya.
Juru Bicara Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unived Bengkulu, Dwinkasadi, menegaskan penolakan terhadap kampanye di dalam kampus. "Perbedaan pilihan itu, akan membuat mahasiswa berselisih," ujar Dwinkasadi. Hingga saat ini, mahasiswa telah menemukan beberapa upaya kampanye di dalam kampus, seperti pemasangan spanduk di area Kampus Unived Bengkulu. (Rls)