Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (SAW), bersabda, "Salah satu diantara sunnahku adalah pengobatan,". Kendati demikian, Baginda sangat melarang pengobatan yang bersinggungan atau menggunakan mantera-mantera magis (magic).
Alfi Kurnia - Kota Bengkulu
Awal tahun 2017 silam, dengan kesengajaan langkah kaki menjumpai seorang pemuda yang melakukan praktek pengobatan layaknya seorang Tabib. Saat itu, pria dengan tinggi sekira 168 centimeter masih mengecam pendidikan di Universitas Dehasen Bengkulu (Unived).
Praktek pengobatan yang dilakukan pemuda itu, berupa terapi ruqyah. Di area pondokan di Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.
Adapun dalam praktek itu, setiap pasien mesti membawa beberapa pucuk cabe merah dan beras sebagai syarat pengobatan.
"Ini untuk syaratnya," ungkap Nata (29), kepada awak media saat investigasi.
Seiring berlangsungnya praktek ruqyah yang dilakukan Nata (29), kejanggalan-kejanggalan pun mulai terlihat. Seperti memperlakukan Al-qur'an tidak pada Adabnya dan mengucapkan kalimat untuk memanggil jin/roh.
Selain itu, dalam praktek ia-pun menganjurkan agar pasien menyediakan sesajian untuk jin/roh di tempat tertentu. Bahkan, laki-laki yang bermukim di Kelurahan Pagardewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu itu juga mempraktekkan perbuatan dajjal sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda. "Di antara fitnah Dajjal adalah, ia akan berkata kepada seorang Arab, 'Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu? ' Laki-laki arab tersebut menjawab, 'Ya.’ Kemudian muncullah setan yang menjelma di hadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya, maka keduanya berkata, 'Wahai anakku, ikutilah ia, sesungguhnya dia adalah Rabbmu'. (Shahih Al Jaami’ Ash Shogir 6/274).
Menanggapi hal itu, Ulama jebolan Pondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur, Muhammad Asfahani (Hani) menegaskan bahwa itu kesyirikan yang berkedok pengobatan Islam.
"Itu namanya sudah kesyirikan yang dibungkus dengan Islam, apabila dia mengaku Islam," kata Ustadz Asfahani, kepada awak media pada Selasa (26/12/2023) malam.
Pria gempal yang akrab disapa Gus Hani melanjutkan, tidak mungkin ada seorang manusia biasa yang mampu menghidupkan orang yang telah mati. Dikarenakan, hal itu adalah mukhjizat Nabi Isa AS Bin Maryam.
"Itu gak mungkin, jadi gak usah percaya. Emang dia siapa, bisa menghidupkan orang mati," ucap Gus Hani.
Dalam melakukan praktek berkedok ruqyah itu, Nata juga dibantu oleh beberapa rekanannya. Dimana rekanan tersebut, bertujuan sebagai mediator guna melakukan komunikasi dengan makhluk yang tak kasatmata.
Entah, mantra-mantra seperti apa yang ia ucapkan. Jelasnya, hal tersebut sangat bertentangan dengan ilmu syariat Islam yang telah diwariskan oleh Rasulullah tentang pengobatan.
Dari pendekatan yang dilakukan, terlihat jelas bahwa kegiatan penyimpangan dan sesat itu bukanlah yang pertama kali. Bahkan, dikhawatirkan praktek tersebut masih terus berlangsung di Bumi Rafflesia.
Menurut informasi, praktek pengobatan berkedok ruqyah itu Nata pelajari dari salah satu perguruan diluar Unived. Sayangnya, investigasi mengenai hal itupun terhalang dikarenakan keterbatasan tertentu.
Lantas itu, Gus Hani menasihati agar masyarakat tidak terpengaruh dengan kesyirikan yang berbalut pengobatan syariat tersebut. Lantaran, hal tersebut dapat menjerumuskan diri pada kesesatan yang nyata.
"Usahakan yang seperti itu ditinggalkan. Kita tu yang jelas-jelas aja. Sholat 5 waktu, baca Al-qur'an, berdzikir dan dakwahnya jelas. Jadi, apabila ada yang mengkhawatirkan dan arahnya keperdukunan dan kesyirikan itu, dihindari," tutup Hani.